Pendidikan formal, Urbanisasi, dan Penyebaran Tradisi yang diwariskan memalui lisan telah menggeser peran Surau sebagai pusat pendidikan tradisional di Minangkabau, Sehingga Esensi dan nilai-nilai Budaya Surau yang sangat penting Untuk perkembangan generasi muda Telah Memudar. Sejak abad ke-16, surau memiliki peran penting dalam membentuk karakter, memberikan pendidikan agama, mengajarkan adat istiadat, dan membina keterampilan sosial generasi muda. Kota Payakumbuh, sebagai cerminan masyarakat Minangkabau, menunjukkan melemahnya budaya surau di tengah arus modernisasi. Penelitian ini dilakukan di Kota Payakumbuh dengan metode observasi, wawancara, studi pustaka, kuesioner, dan analisis matriks. Tujuannya adalah merancang zine bertema Tradisi Baliak Ka Surau untuk merevitalisasi dan menyampaikan kembali nilai-nilai luhur budaya surau kepada generasi muda. Sasaran utama media ini adalah remaja dan pemuda berusia 17–25 tahun di Kota Payakumbuh. Zine ini mengusung konsep “Surau x Modernity: Back to Our Roots, Stay Relevant, Stay Minang” sebagai upaya mengemas pesan budaya dalam bentuk visual yang selaras dengan karakter audiens muda. Perancangan ini diharapkan menjadi media alternatif yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga relevan sebagai sarana edukasi budaya, sehingga mampu menumbuhkan kembali kesadaran generasi muda untuk melestarikan warisan budaya Minangkabau, bahkan dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga.