CV Main Kids merupakan perusahaan konveksi yang memproduksi pakaian anak-anak, namun masih menghadapi permasalahan kualitas pada proses hemming, khususnya pada tahapan melipat dan menjahit kain dan pemotongan benang. Permasalahan utama yang ditemukan adalah ketidaksesuaian hasil jahitan terhadap spesifikasi CTQ (20 ± 5 mm), seperti lipatan miring, bergelombang, dan lebar tidak stabil, serta potongan benang yang terlalu dekat dengan kain yang menyebabkan kerusakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi akar penyebab cacat dan mengusulkan perbaikan proses menggunakan pendekatan metodologi Six Sigma dengan tahapan Define, Measure, Analyze, dan Improve (DMAI).
Metode analisis yang digunakan antara lain fishbone diagram, 5 Why's, 5W + 1H, Cost Benefit Analysis, serta pengukuran kapabilitas proses menggunakan indikator DPMO. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa usulan perbaikan mampu menurunkan nilai DPMO secara signifikan dan divalidasi oleh operator hemming dan finishing sebagai solusi yang membantu meningkatkan konsistensi dan efisiensi kerja. Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metodologi DMAI dapat menjadi pendekatan yang efektif dalam meningkatkan mutu proses hemming dan efisiensi produksi serta solusi yang aplikatif di lingkungan produksi berskala UMKM.
Kata kunci: Six Sigma, hemming, seam guide, defect, overdeck, DMAI.