Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam mencapai tujuan nasional, yaitu meningkatkan dan menyeimbangkan taraf hidup masyarakat serta mendukung berjalannya perekonomian. Meningkatnya ketidakpastian ekonomi global berdampak pada stabilitas sistem keuangan di Indonesia. Oleh karena itu, bank perlu meningkatkan kinerja keuangannya agar dapat bertahan, bersaing, dan meningkatkan return saham, khususnya bagi bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan adalah melalui pengukuran profitabilitas, khususnya Return on Assets (ROA).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh risiko bank terhadap return saham dengan profitabilitas (ROA) sebagai variabel mediasi. Risiko yang diukur meliputi risiko kredit (Non Performing Loan/NPL), risiko pasar (Net Interest Margin/NIM), risiko operasional (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional/BOPO), dan risiko kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR).Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan keuangan 15 Bank Umum Modal Inti-1 (KBMI 1) yang terdaftar di BEI selama periode 2014 hingga 2022. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dan metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel dengan pendekatan Common Effect dan estimasi Generalized Least Squares (GLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, NPL, NIM, dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA), sementara CAR tidak berpengaruh signifikan. Namun, NPL, NIM, BOPO, CAR, dan ROA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Selain itu, variabel mediasi (ROA) tidak mampu memediasi hubungan antara NPL, NIM, BOPO, dan CAR terhadap return saham. Temuan empiris ini sebagian sesuai dengan hipotesis awal penelitian. Oleh karena itu, manajemen bank disarankan untuk lebih fokus pada pengelolaan risiko kredit (NPL), peningkatan kinerja pasar (NIM), dan efisiensi operasional (BOPO) guna meningkatkan profitabilitas bank.