Transformasi digital di sektor kesehatan Indonesia melalui implementasi Rekam Medis Elektronik (RME) telah menggantikan sistem konvensional berbasis kertas dengan platform terintegrasi, didorong oleh Permenkes No. 24 Tahun 2022 dan integrasi dengan SATUSEHAT. Namun, adopsi RME menghadapi tantangan kompleks, terutama terkait keamanan data dan kepuasan pengguna. Insiden kebocoran 230.000 data pasien COVID-19 pada 2020 mengungkap kerentanan sistem keamanan. Selain itu, kepuasan pengguna terhambat oleh antarmuka yang rumit, fitur privasi tidak lengkap, seperti audit akses dan notifikasi pelanggaran, serta minimnya transparansi akses data. Dampaknya meliputi penurunan produktivitas, risiko kesalahan medis, dan hambatan adopsi digital. Solusi utama yang ditawarkan adalah pendekatan User-Centered Design (UCD) dalam pengembangan RME, mengutamakan kebutuhan pengguna melalui analisis kebutuhan, prototipe, dan iterasi desain berbasis umpan balik. Pengujian usability dengan System Usability Scale (SUS) 40 responden mendapat skor 85,64 dengan kategori "Excellent", membuktikan sistem ini mudah digunakan, efisien, dan memuaskan pengguna. Temuan ini menyimpulkan bahwa solusi yang diusulkan tidak hanya meningkatkan keamanan RME melalui kontrol akses yang ketat, tetapi juga menjamin pengalaman pengguna yang optimal, sehingga layak diimplementasikan dalam lingkungan kesehatan nyata.
Kata Kunci: Rekam Medis Elektronik (RME), Manajemen Akses Berbasis Identitas, Keamanan Data, Load Testing, System Usability Scale (SUS)