Penggunaan komunikasi berbasis radio analog saat ini sudah sangat terbatas, mengingat kebutuhan yang masih banyak, perlu dilakukan migrasi ke sistem radio digital, selain lebih bagus kualitasnya serta tingkat keamanan komunikasi yang lebih baik, juga efisiensi terhadap penggunaan band frekuensi. Teknologi Radio digital yang saat ini sudah berkembang adalah DMR Trunking yang memiliki frekuensi kerja skitar 400 Mhz sampai 470 Mhz. Terbatasnya kuota pita frekuensi dan membuat rawan interferensi dengan jaringan seluler, sehingga perlu dilakukan pembaharuan dan perencanaan untuk mengantisipasi kebutuhan pita frekuensi di waktu mendatang. Perencanaan ini dilakukan pada frekuensi 420 MHz,sesuai kategori dan aturan perhitungan propagasi paling tepat menggunakan Okumura-Hatta yang di simulasikan pada luas wilayah 1327.59 km2 pada area Urban di Kabupaten Banyumas. Hasil perencanaan terdapat 2 antena gateway dibutuhakan sebagai perhitungan coverage planning. Simulasi perencaan menggunakan software Atoll sinyal dapat tersebar ke seluruh wilayah Kabupaten Banyumas dengan nilai RSSI dari -65 dBm sampai -120 dBm dengan rata-rata sinyal yang di terima -47.27 dBm. Nilai RSSI yang optimal berkisar antara -65 dBm hingga -70 dBm dengan luas jangkauan 422.5 km2. Kemudian untuk nilari SINR memiliki rentang nilai dari 5 dB sampai 31 dB, dengan rata-rata sinyal yang di terima 24.81 dB. Nilai SINR terluas pada 30 dB sampai 31 dB dengan luas coverage sebesar 497.2 km2 hasil ini menunjukan bahwa sebagian besar wilayah Banyumas memiliki kualitas SINR yang sangat bagus. Dalam DMR Tier III Trunking Kanal biasanya 12.5 kHz dengan 1 kanal DMR dapat membawa 2 slot TDMA. Kualitas throughput di Banyumas memiliki nilai maksimal 4-6 kbps dengan rata-rata 5.47 kbps. Kualitas luas coverage yang dihasilkan dari Effective Signal yaitu -79.38 dBm dengan coverage paling luas di -70 dBm dengan luas 44.1 km2, sedangkan kualitas sinyal terbaik ada di -43 dBm sampai dengan -60 dBm dengan luas jangkauan sebesar 146.27 km2 dan luas coverage paling besar di 547.2 km2 dengan nilai sinyal -75 dBm sampai -105 dBm yang dapat di kategorikan dalam kualitas sinyal yang cukup baik. Semua hasil simulasi dengan beberapa percobaan penentuan lokasi site yang terbaik, coverage menunjukkan bahwa sebagian besar area terlayani dengan sinyal efektif yang memadai sesuai ketentuan dari ETSI dan Hytera, namun masih ada area blankspot dan tidak mendapatkan pancaran sinyal dan perlu melalui rekayasa ulang coverage atau deployment site penguat sebagai repeater dengan menggunakan radio base.
Kata Kunci : DMR Radio Trunking, Okumura-Hatta, Coverage Planning, Atoll