Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat memberikan berbagai kemudahan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga menimbulkan tantangan serius, salah satunya adalah ancaman serangan phishing. Phishing merupakan salah satu bentuk kejahatan siber yang memanfaatkan kelemahan manusia untuk mendapatkan informasi sensitif dengan cara menipu atau memanipulasi korban. Generasi Z sebagai generasi digital native yang sangat aktif menggunakan media sosial memiliki potensi kerentanan yang tinggi terhadap serangan phishing akibat kurangnya kesadaran dan pengetahuan terkait langkah-langkah perlindungan diri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kurangnya kesadaran Generasi Z terhadap serangan phishing dengan menggunakan pendekatan Protection Motivation Theory (PMT). Kerangka PMT digunakan untuk melihat bagaimana threat appraisal yang terdiri dari Perceived Severity dan Perceived Vulnerability, serta coping appraisal yang meliputi Response Efficacy, Self Efficacy, dan Response Costs dapat memengaruhi motivasi perlindungan diri pengguna media sosial. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner online yang disebarkan kepada responden Generasi Z di Indonesia. Analisis data dilakukan dengan metode Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) menggunakan bantuan perangkat lunak SmartPLS. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis dalam pengembangan kajian perilaku keamanan siber di kalangan Generasi Z serta memberikan masukan praktis bagi berbagai pihak, khususnya institusi pendidikan, pembuat kebijakan, dan praktisi keamanan informasi, dalam merancang program edukasi dan literasi digital yang lebih efektif dan aplikatif. Dengan demikian, Generasi Z diharapkan mampu memiliki kesadaran yang lebih tinggi, keyakinan diri, serta kemampuan untuk melindungi diri dari serangan phishing di era digital.