Perayaan Cap Go Meh merupakan perayaan hari ke lima belas setelah
Tahun Baru Imlek dan sebagai penutup Tahun Baru Imlek. Cap Go Meh dari kata
Cap Go yang artinya lima belas dan Meh artinya malam, jadi Cap Go Meh adalah
malam ke lima belas. Cap Go Meh kota Singkawang sudah berakulturasi budaya
dengan budaya yang ada di Kalimantan Barat. Kota Singkawang menjadikan Cap
Go Meh sebagai event tahunan dan perayaannya berbeda dengan kota lainnya
karena adanya Tatung. Tatung adalah orang yang dirasuki oleh roh atau dewa.
Masalah yang terjadi adalah masih banyaknya masyarakat di Indonesia
terutama wisatawan nusantara yang belum mengetahui perayaan ini. Oleh karena
itu, tujuan dari perancangan ini adalah sebagai penginformasi untuk
menginformasikan Cap Go Meh kepada wisatawan nusantara sebagai daya tarik
wisata kota Singkawang karena perbedaan perayaan tradisi Cap Go Meh dengan
Cap Go Meh dengan yang lain. Mengenai Cap Go Meh kota Singkawang di buat
media yang sesuai dengan adanya target audience.
Perancangan ini didesain menggunakan metode penelitian kualitatif dan
data dapat diperoleh melalui wawancara dengan beberapa narasumber, observasi
dengan mengamati langsung di lapangan, kuisioner sebagai penguat data yang
dilakukan penulis kepada responden, studi pustaka yaitu buku atau internet dan
dengan analisis data. Media utama untuk menginformasikan perayaan ini adalah
buku dan beberapa media pendukung lainnnya yang dijadikan sebagai media
promosi.
Adanya buku tentang perayaan Cap Go Meh kota Singkawang adalah agar
adanya media informasi yang bisa memberikan informasi yang bisa dilihat dan
bisa diberikan dari pihak satu ke pihak yang lain juga dibaca terus menerus.
Kata kunci: Cap Go Meh, Perayaan, Singkawang, Informasi, Buku.