Perkembangan teknologi baru dan seiring meningkatnya penggunaan perangkat nirkabel dan smartphone meningkatkan kebutuhan akan spektrum frekuensi yang merupakan salah satu sumber daya yang terbatas. Hal ini menuntut pemerintah untuk dapat memaksimalkan dan meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya spektrum frekuensi terutama untuk penggunaan alokasi frekuensi sebesar 112 MHZ yang akan tersedia pada tahun 2018 sebagai hasil dari migrasi TV digital di Indonesia. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan pemanfaatan alokasi frekuensi digital dividend, pada tesis ini akan dikaji mengenai penerapan netral teknologi yang dapat memberikan keleluasaan kepada operator telekomunikasi dalam penggunaan teknologi tanpa harus terikat pada teknologi tertentu.
Pada tesis ini dilakukan kajian teknis dan ekonomi, serta analisis dampak terhadap pengalokasian netral teknologi di frekuensi digital dividend yang mengadopsi band plan APT FDD 2x45 MHz dengan model alokasi yang diteliti meliputi alokasi bandwidth 2x5 MHz, 2x10 MHz, 2x15 MHZ, 2x20 MHz, dan 2x40 MHz. Adapun sampel teknologi yang dipilih yaitu teknologi LTE dan LTE-Advanced dengan pertimbangan perkembangan teknologi dan ekosistem yang terbentuk kedepan.
Hasil perhitungan tekno ekonomi diperoleh NVP yang berbeda-beda untuk setiap model alokasi yang dilakukan, namun pay back periode nya sama yaitu akan balik modal dalam waktu 1 tahun. Model alokasi yang cocok untuk diterapkan di Indonesia adalah model alokasi bandwidth 2x15 MHZ dengan pertimbangan hasil perhitungan kapasitas maksimum 293,5 Mbps pada teknologi LTE dan 635,3 Mbps pada LTE-Advanced, serta hasil perhitungan tekno ekonomi yang diperoleh tertinggi dengan Nilai NPV mencapai Rp 11,9 triliun, profitability index sebesar 2,87 dan IIR 34%.
Kata kunci : Tekno Ekonomi, Netral Teknologi, Digital Dividend, LTE/LTE-Advanced