Pelayanan kesehatan saat ini telah menjadi sebuah industri, yang mendorong para penyedia layanan memiliki kencenderungan untuk terus meningkatkan dan mengembangkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat termasuk pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak.Dengan demikian industri penyedia pelayanan kesehatan atau rumah sakit pada saat ini sudah memasuki era globalisasi, sehingga para pemilik, pemegang saham, serta pengelola dari tingkat top manajemen sampai dengan low manajemen harus merubah paradigma atau pola pikir yang sebelumnya berorientasi konvensional, dengan menganggap pelayanan kesehatan hanya berfungsi sosial, tetapi kini harus dikelola secara profesional dengan orientasi bisnis dengan tidak meninggalkan fungsi sosial didalamnya.
Tujuan diadakannya penelitian ini untuk mengetahui kelayakan investasi pengembangan Rumah Bersalin Harapan Keluarga (RBHK) menjadi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Tipe C harapan Keluarga sesuai dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda kelayakan investasi yang meliputi perhitungan Intial Investment, Cash Flow, Payback Period, Net Present Value, Profitability Index, Internal Rate of Return, dan Weight Average Cost of Capital serta analisis sensitivitas dan analisis skenario. Dengan tingkat Bed Occupation Rate (BOR) Rumah Bersalin Harapan Keluarga adalah 50% Tahun-1, 55% Tahun-2, 60% Tahun-3, 65% Tahun-4, 70% Tahun-5. Dengan persentasi paket tindakan medis yang dilakukan sebagai berikut SC (Sectio Caesarea) sebesar 15%, partus normal oleh bidan 10%, partus normal oleh dokter 60%, partus dengan penyulit (vacum) 10% dan tindakan curratage sebesar 5%. Pada penelitian ini, analisis data dibantu dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.
Dari Hasil analisis didapatkan bahwa Payback Period yaitu selama 4 (empat) tahun 5 (Lima) bulan lebih singkat dari 5 (Lima) tahun jangka waktu investasi. Nilai NPV positif yaitu sebesar Rp 1.296.077.068,-. Nilai Probability Index (PI) yaitu positif 1.32 lebih besar dari 1. Nilai IRR sebesar 23% lebih besar dari nilai WACC yaitu sebesar 12%.menurut hasil perhitungan tersebut maka kriteria-kriteria metoda kelayakan investasi bernilai positif sehingga proyek ini feseable untuk dilaksanakan.
Dari hasil analisis sensitivitas, variabel yang paling sensitif adalah pada saat pendapatan turun 10%, biaya tetap dan biaya variabel dalam kondisi tetap dimana diperoleh NPV (Rp 377.817.607,-) dan IRR sebesar 8% dimana nilai IRR tersebut lebih kecil dari nilai WACC yakni sebesar 12%. Dan hasil perhitungan analisis scenario dalam kondisi best scenario dimana pendapatan dan biaya variabel masing-masing naik sebesar 10% sementara biaya tetap dalam kondisi tetap, didapat nilai NPV positif sebesar Rp. 2.322.269.467,- dan IRR sebesar 32%. Dalam kondisi moderat scenario atau kondisi normal, didapat nilai NPV positif sebesar. Rp 1.296.077.068,-.,- dan IRR sebesar 23%,
Berdasarkan kesimpulan pada alinea ke-3 dan ke-4 bahwa proyek pengembangna ini layak untuk dilakukan oleh perusahaaan, tetapi perusahaan harus memperhatikan faktor pendapatan, dimana pada saat pendapatan mengalami penurunan 10% sedangkan biaya tetap dan biaya variabel dalam kondisi tetap, nilai NPV menjadi negatif dan IRR lebih kecil daripada discount factor. Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan perusahan harus mulai membuka kerjasama dengan asuransi dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kata kunci : hasil analisis, kelayakan investasi, analisis sensitivitas, analisis scenario, pendapatan, biaya, IRR, NPV, WACC.