ABSTRAK
Udara tercemar adalah perbedaan komposisi udara aktual dengan kondisi udara normal dimana komposisi udara aktual tidak mendukung kehidupan manusia. Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Dalam bentuk gas dapat dibedakan dalam golongan belerang (sulfur dioksida, hidrogen sulfida, sulfat aerosol), golongan nitrogen (nitrogen oksida, nitrogen monoksida, amoniak, dan nitrogen dioksida), golongan karbon (karbon dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon), dan golongan gas yang berbahaya (benzene, vinyl klorida, air raksa uap).
Sumber pencemaran udara dapat merupakan kegiatan yang bersifat alami (natural) dan kegiatan antropogenik. Contoh sumbel alami adalah akibat letusan gunung berapi , kebakaran hutan, dekomposisi biotik , debu, spora tumbuhan dan lain sebagainya. Pencemaran udara akibat manusia (kegiatan antropogenik), secara kuantitatif sering lebih besar. Daerah bandung merupakan daerah yang memerlukan suatu studi lebih mendalam. Keadaan topografis dan geografis daerah Bandung yang sangat khusus, ditandai dengan cekungan dan lembah, akan memberikan karateristik meteorologi regional yang tersendiri. Invensi temperatur dan aliran udara bolak-balik akan sangat mungkin terjadi, baik secara periodik maupun menerus. Akhirnya akumulasi pencemaran udara, terutama pencemar sekunder, mungkin akan terjadi. Dampak polusi udara di Kota Bandung semakin gawat. Dua tahun lalu, Bandung masih punya 55 hari bersih dalam setahun. Sekarang tinggal 32 hari. Tiga tahun lagi Bandung tidak punya udara bersih jika selalu begini kondisinya.
Untuk mendalami permasalahan yang ada, penulis melakukan observasi, wawancara dengan pihak terkait, dan melakukan analisa, selain itu melakukan uji coba terhadap produk/barang yang selama ini digunakan. Pembuatan produk kemasan biogas, produk dibuat dengan mempertimbangkan lingkungan dan keterbatasan sarana prasarana yang dimiliki masyarakat kota Bandung.
Key word : Kota Bandung, pencemaran udara, gas buang kendaraan, dampak kesehatan, pengendara motor.