ABSTRAK
Judul: Perancangan Wadah Abu Dan Puntung Rokok Dengan Memanfaatkan Zat Poly Arginine (Studi Kasus Area Rumah Makan Di Wilayah Bandung Selatan)
Oleh: Dimas Kashogi
Merokok adalah kegiatan yang sering dijumpai seperti halnya di rumah makan. Kegiatan ini berlangsung ketika setelah makan atau sebelum makan. Kegiatan ini dapat mengganggu kenyamanan pengunjung lain (nonperokok) dikarnakan zat yang terkandung dalam asap rokok dapat terhirup, dimana diketahui rumah makan adalah salah satu tempat umum dengan pengunjung dari berbagai latar belakang, usia dan riwayat kesehatan, seperti ibu hamil dengan pertimbangan kesehatan janin, dan dapat memberi contoh buruk untuk anak-anak. Objek observasi diamil berdasarkan jenisnya yang mudah ditemui, jenis ini yaitu Specialty Restaurant, Inn Tavern, Coffe Shop atau Brasserie akan menjadi objek observasi.
Untuk mendalami pokok permasalahan tehnik wawancata digunakan dengan narasumber pemilik rumah makan dan telah diketahui pokok permasalahan ini terdapat pada asap pembakaran rokok serta jumlah meja makan tidak dapat memenuhi jumlah pelanggan bila ruangan harus memiliki smoking area. Alternatif solusi hasil observasi yang diperoleh kemudian dianalisa dengan metode SKAMPER, alternatif ini yaitu mesin penghisap asap, pisikologi dan zat kimia. Hasil dari metode SKAMPER menujukan solusi menggunakan pisikologi dan zat kimia dapat bekerja tanpa ketergantungan dengan energi listrik, karna diketahui hambatan penyuplaian energi ini tidak dapat dipresiksi.
Pada perancangannya solusi ini disajikan dalam bentuk produk dengan pertimbangan yaitu: warna terkait pisikologi dan lingkungan, bentuk terkait dengan keselarasan lingkuangan dimana produk ini diletakan, jarak interaksi berdasarkan proksemika, dan ukuran huruf berdasarkan standar rambu perintah. Hasil yang diperoleh yaitu fasilitas merokok dengan pengaplikasian zat kimia Poly Arginine sebagi pemicu munculnya zat Amonnia yang berguna untuk meningkatkan kadar zat Amonnia dalam rokok sehingga efek mual akan dirasakan oleh perokok ketika batang rokok telah termuai zat ini dihisap. Cara ini dengan pertimbangan tingkat keefektifan untuk mengurangi kegiatan merokok serta fungsi alat ini tidak terpaengaruh dengan energi penyuplai, dan zat kimia ini haya akan aktif mengeluarkan zat Amonnia bila terkaena suhu >80 derajat celcius. Suhu tersebut dapat dihasilkan dari batang rokok yang terbakar.