ABSTRAKSI: Perkembangan teknologi informasi mendorong peningkatan penggunaan komunikasi data yang semakin besar. Frekuensi C-band yang dipakai saat ini, tidak akan mampu menampung kebutuhan informasi user yang terus meningkat. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan frekuensi Ka-band. Namun penggunaan frekuensi Ka-band tidak mudah untuk diterapkan, banyak hal yang mempengaruhinya antara lain : redaman hujan, redaman awan, redaman gas-gas atmosfir, redaman scintilasi, dan depolarisasi.
Dalam tugas akhir ini dibahas masalah propagasi pada frekuensi Ka-band. Masalah utamanya adalah redaman hujan yang begitu besar. Didalam tugas akhir ini, perhitungan redaman hujan menggunakan beberapa model prediksi, yaitu : ITU-R-618-5, ITU-R-618-6, Global-Crane, serta Simple Attenuation model (SAM).
Dalam pembahasan ini digunakan satelit LEO, khususnya satelit Teledesic yang memiliki coverage global. Untuk melayani wilayah indonesia mulai dari 12,95 o LU sampai dengan 12,95 o LS dibutuhkan 6 buah satelit pada ketinggian 1375 Km dengan sudut elevasi minimum 40 o , luas 1 footprint efektif adalah 13,619952 x 106 Km 2 dan waktu pelayan satelit untuk satu titik di bumi adalah 4,791 menit.
Perhitungan redaman hujan dilakukan di 8 kota besar, dihasilkan bahwa redaman maksimum pada availability 99,99 % untuk uplink 139,75 dB (Global crane) dan downlink 73,66 dB (SAM). Redaman awan maksimum uplink 1,27 dB, downlink 0,56 dB. Redaman gas-gas atmosfir maksimum uplink 2,21 dB, downlink 1,81 dB. Redaman scintilasi maksimum uplink 0,79 dB, downlink 0,62 dB. Spesifikasi sistem meliputi: diameter antena VSAT 0,8 meter dengan power transmit 1 watt, antena HUB 5 meter dengan power transmit 5 watt, mampu melayani user dengan bitrate inbound 2 Mbps dan outbound 64 Mbps pada kondisi terburuk (sudut elevasi minimum dan kondisi hujan) dengan availability 99,2 %.Kata Kunci : ABSTRACT: Information technology development has made increase of data communication. C-band frequency used until now, will not afford user requirement. Solution for the problem is using Ka-band frequency, alto Ka-band frequency isn’t easy to applied. Many factor influence it, such as rain attenuation, cloud attenuation, gaseous atmosphere attenuation, scintillation attenuation, and depolarization.
On this final assignment being studied about propagation of Ka-band frequency. The main problem is rain attenuation. Calculation of rain attenuation using prediction models, such as ITU-R-618-5, ITU-R-618-6, Global-Crane, and Simple Attenuation model (SAM).
On this studies, LEO satellite is being use especially teledesic satellite which have global coverage. To serve Indonesia from12,95 o LU to 12,95 o LS need 6 satellites at 1375 Km of altitude and minimum elevation angle of 40 o , coverage of 1 footprint effectively 13,619952 19952 x 106 Km 2 wide and visibility time 4,791 minutes.
Calculation of rain attenuation used on 8 cities, confirm attenuation availability at 99,99% is 139,75 dB uplink (Global crane), 73,66 dB downlink (SAM). maximum Cloud attenuation 1,27 dB uplink, 0.56 dB downlink. Maximum gaseous atmosphere attenuation 2.21 dB uplink, 1,81 dB downlink. Maximum scintillation attenuation 0,95 dB uplink, 0,75 dB downlink. System specification are VSAT antenna diameter of 0,8 meters with power transmitter of 1 watt, HUB antenna diameter of 5 meters with power transmitter 5 watt, can cover user with bit rate inbound of 2 Mbps and outbound of 64 Mbps at worst condition (minimum elevation angle and rainy) with availability of 99,2 %Keyword: