ANALISIS KINERJA ROUTING PROTOCOL AODV DAN UM-OLSR PADA ARSITEKTUR HYBRID NETWORK<br>PERFORMANCE ANALYSIS OF AODV AND UM-OLSR ROUTING PROTOCOLS IN HYBRID NETWORK ARCHITECTURE

DWI PRIHARTONO

Informasi Dasar

107 kali
111070235
004.6
Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference

ABSTRAKSI: Salah satu jenis arsitektur jaringan komunikasi yang sekarang ini terus mengalami pengembangan yaitu jaringan gabuungan arsitektur wired dengan wireless atau sering disebut dengan jaringan hybrid. Untuk mengefektifkan kinerja dari jaringan hybrid, maka diperlukanlah routing protocol untuk merutekan trafik data. Secara umum, routing protocol dibedakan menjadi dua macam yaitu proactive routing dan reactive routing. Proactive routing menentukan rute ke beberapa node dalam suatu jaringan yang telah ditentukan sehingga rute tersebut akan selalu siap pada saat diperlukan. Contohnya yaitu Destination Sequenced Distance Vector (DSDV) dan UM-OLSR. Sedangkan reactive routing hanya menentukan rute jika diperlukan, sehingga mempunyai overhead route discovery yang cukup kecil. Contohnya yaitu Ad Hoc On Demand Distance Vector (AODV) dan Temporally Ordered Routing Algorithm (TORA).

Pada tugas akhir ini, penulis meneliti tentang performansi dari proactive routing protocol yang diwakili oleh UM-OLSR. Sedangkan untuk reactive routing protocol, penulis mengambil AODV. Dalam penelitian, keduanya disimulasikan pada jaringan hybrid menggunakan network simulator NS-2. Parameter pengujian meliputi analisis Quality of Service (QoS) seperti throughput, average end to end delay dan packet delivery ratio (PDR). Kecepatan node dan jumlah node merupakan variable yang berubah dalam penelitian.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa UM-OLSR mempunyai kinerja yang lebih baik dari pada AODV di jaringan dengan kecepatan tetap yaitu 10m/s dan jumlah node yang semakin banyak. UM-OLSR memiliki rata-rata throughput 500 sampai 600 kbps, PDR di atas 50%, dan average end to end delay total 65.35657 ms. Sedangkan AODV memiliki nilai average end to end delay total sebesar 78.6853 ms. Pada saat jumlah node di atas 14 buah, nilai throughput AODV turun drastis sampai di bawah 500 kbps dan PDR sampai di bawah 40% saat jumlah node di atas 18 buah. Hasil penelitian untuk jumlah node tetap sebanyak empat buah dengan pengaruh perubahan kecepatan, AODV bekerja lebih baik daripada UM-OLSR karena mobilitas AODV lebih baik dari pada UM-OLSR. AODV memiliki throughput di atas 600 kbps, PDR di atas 84% dan average total end to end delay 47.9619 ms. Sedangkan UM-OLSR memiliki average end to end delay total sebesar 56.3428 ms. Pada saat kecepatan di atas 12 m/s PDR bisa turun sampai di bawah 60% dan throughput sampai 390 kbps.Kata Kunci : hybrid network, routing protocol, AODV, UM-OLSR, QoSABSTRACT: Nowadays, one of the many technologies developed, hybrid network technology (combination of wired-wireless architectures) is the technology most commonly developed. To streamline the performance of hybrid networks, it requires the routing protocol to route data traffic. In general, routing protocols can be divided into two kinds, proactive and reactive routing. Proactive routings determine the route to some nodes in a network that has been determined and this route will always be ready when needed. The examples of them are Destination Sequenced Distance Vector (DSDV) and UM-OLSR. Whereas, reactive routings determine routes only if necessary. The examples of them are Ad Hoc On Demand Distance Vector (AODV) and Temporally Ordered Routing Algorithm (TORA).

In this thesis, the author examines the performance of proactive routing protocols are represented by the UM-OLSR. As for reactive routing protocols, the author takes AODV. In the research, both of them simulated on a hybrid network using the network simulator NS-2. Test parameters include Quality of Service (QoS) parameters, like throughput, average end to end delay and packet delivery ratio (PDR). Node speed and number of nodes is a variable that changes in this research.

The results of this research indicate that the UM-OLSR has better performance than AODV in a network with more number of nodes (fixed speed = 10 m/s), UM-OLSR UM-OLSR has an average throughput of 500 to 600 kbps, PDR above 50%, and average total end to end delay 65.35657 ms. While AODV has a value of average total end to end delay amounted to 78.6853 ms. When the number of nodes is over 14 nodes, AODV’s throughput value dropped dramatically to below 500 kbps and PDR to below 40% while the number of nodes in the top 18 nodes. In the other hand, with fixed number nodes (four nodes) and the influence of velocity changes, AODV works better than the UM-OLSR because AODV’s mobility is better than UM-OLSR. AODV has throughput above 600 kbps, PDR above 84% and average total end to end delay 47.9619 ms. While the UM-OLSR has a total average end to end delay 56.3428 ms. At speeds above 12 m / s, PDR can goes down to below 60% and throughput just up to 390 kbps.Keyword: hybrid network, routing protocol, AODV, UM-OLSR, QoS

Subjek

Jaringan Multimedia
 

Katalog

ANALISIS KINERJA ROUTING PROTOCOL AODV DAN UM-OLSR PADA ARSITEKTUR HYBRID NETWORK
PERFORMANCE ANALYSIS OF AODV AND UM-OLSR ROUTING PROTOCOLS IN HYBRID NETWORK ARCHITECTURE
 
 
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 0
Tidak

Pengarang

DWI PRIHARTONO
Perorangan
Indrarini Dyah Irawati, Iikmal
 

Penerbit

Universitas Telkom
Bandung
2011

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

Belum ada ulasan yang diberikan
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini