ABSTRAKSI: Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya yang jumlahnya terbatas sementara kebutuhan akan layanan data berkecepatan tinggi dan berkapasitas besar semakin mendesak. Dengan keluarnya Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia no. 29 Tahun 2012, terdapat peluang pengalokasian layanan LTE (Long Term Evolution) di frekuensi 2300 MHz karena pita frekuensi radio 2300 MHz berbasis netral teknologi[13]. Akan tetapi pada frekuensi 2300 MHz sebagian frekuensinya sudah dialokasikan untuk BWA WIMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) yaitu pada rentang 2360 - 2390 MHz. Terhitung sejak November 2013 telah ada operator penyelenggara WIMAX yang bermigrasi ke teknologi LTE[14]. Penggunaan pita frekuensi yang sama atau bersebelahan antara dua sistem yang berbeda dalam satu area, rawan terjadi interferensi intersystem jika tidak dilakukan koordinasi frekuensi dan perhitungan dampak interferensi dengan matang.
Untuk mengatasi masalah di atas, dalam tugas akhir ini dilakukan analisis dengan dua metode pemodelan koeksistensi. Pertama dengan koeksistensi tanpa sinkronisasi time frame untuk mengetahui jarak minimal antara BTS WIMAX dan eNB LTE agar tidak saling menginterferensi. Kedua metode sinkronisasi time frame untuk mendapatkan pasangan konfigurasi frame LTE dan WIMAX agar tidak terjadi interferensi karena time overlap.
Pada metode koeksistensi tanpa sinkronisasi time frame, didapatkan jarak minimal pada koeksistensi WIMAX dengan LTE adalah 6.3 km untuk frekuensi offset 5 MHz, 8 km untuk frekuensi offset 10 MHz dan 11.9 km untuk frekuensi offset 15 MHz. Pada metode koeksistensi sinkronisasi time frame, didapatkan pasangan frame mana saja yang dapat digunakan untuk skenario koeksistensi. Terdapat delapan konfigurasi frame WIMAX yang tidak dapat koeksistensi dengan semua frame LTE karena mengalami interferensi yang disebabkan oleh time overlap dan dapat diketahui pula bahwa hanya LTE TDD konfigurasi 1 dan 2 yang dapat koeksistensi dengan frame WIMAX.
Kata Kunci : Koeksistensi, LTE, WIMAX, Interferensi, 2300 MHzABSTRACT: Radio frequency spectrum is a finite resource while the need for high-speed data and large-capacity increasingly urgent. With the release regulation of the Minister Communication and Information Indonesia no. 29 In 2012 , there are opportunities allocation for LTE (Long Term Evolution ) in the 2300 MHz band. Due to radio frequency 2300 MHz based on nuetral technology[13]. However, at 2300 MHz frequency bands already allocated partly to BWA WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) in the range of 2360-2390 MHz. As from November 2013, one of WIMAX operators migrating to LTE technology[14]. The use of the same or adjacent frequency band between two different systems in one area prone to intersystem interference.
To overcome the above problem , this thesis is analyzed the coexistence of two modeling methods . First, the coexistence without synchronization time frame to determine the minimum distance between the BTS WIMAX and LTE eNB in order not to interfere with each other. Second method, of synchronization time frame to get a pair of LTE and WiMAX frame configuration to avoid interference due to time overlap.
In the coexistence method without synchronization time frame, the minimum distance obtained in the coexistence of WiMAX and LTE is 6.3 km for 5 MHz frequency offset, frequency offset 8 km for 10 MHz and 11.9 km for 15 MHz frequency offset. At synchronization time frame method, is obtained the frame that can be used for coexistence scenarios . There are eight configuration WIMAX frames that can not be coexistence with all frames LTE due to interference caused by the time overlap and can also be shown that only LTE TDD configurations 1 and 2 which can be coexistence with WiMAX frame.
Keyword: Coexistence, LTE, WIMAX, Interference, 2300 MHz