ABSTRAKSI: Dalam perkembangan saat ini Internet Service Provider (ISP) membutuhkan suatu teknologi guna menunjang performansi dan koneksi yang dimiliki, salah satunya dengan dilakukan multi koneksike provider lain atau sering disebut sebagai multihoming. Adanya prediksi dunia telekomunikasi yang akan bergerak menuju Next Generation Network (NGN) yang semua sistemnya bergantung pada IP-Base sehingga akan semakin menambah kompleksitas routing jaringan yang ada pada internet. Border Gateway Protocol (BGP) merupakan suatu protocol routing yang pada saat ini juga sebagai standar de facto di jaringan internet adalah sebuah protocol yang mampu menangani traffic filtering jaringan internet sehingga dengan penggunaan BGP, administrator jaringan diberikan hak untuk dapat memilih jaringan mana saja yang boleh untuk masuk dan keluar dari network yang dikelola. Pada umumnya suatu AS (Autonomous System) memiliki satu atau lebih link upstream ke AS yang lebih tinggi levelnya karena pentingnya ketersediaan link dari upstream tersebut, seharusnya satu AS memiliki minimal dua link upstream sebagai redudansi.
BGP (Border Gateway Protokol) memiliki algoritma tersendiri sebagai routing protocol untuk menentukan jalur yang terbaik (best path). Algoritma BGP akan memilih jalur terbaik menggunakan parameter-parameter yang dinamakan Atribut BGP. Ketika jalur untuk suatu tujuan telah terlewati mekanisme seleksi oleh algoritma BGP, BGP akan selalu memilih jalur tersebut selama link yang terkai ttidak mengalami masalah. BGP tidak memiliki mekanisme traffic engineering sepertihalnya MPLS-RSVP, BGP jugs tidak memiliki mekanisme equal cost load balance seperti halnya protocol routing lainnya. Untuk itu diperlukan sebuah mekanisme load balancing yang dapat menangani permasalahan di BGP tersebut.
Dari pengujian dan analisis diperoleh background traffic maksimum yang diijinkan untuk layanan triple play adalah 80 Mbps. Pada background traffic ini layanan video sudah menglami packet loss hamper 50 %. Load balancing menggunakan metode ASPATH prepending menghasilkan delay tertinggi . Nilai Delay Failover setelah dilakukan policy loadbalancing BGP ini tidak meningkat degan signifikan artinya system loadbalance tidak mempengaruhi ketika terjadi redudansi.
Kata Kunci : Kata kunci : BGP, Load Balance, Autonomous SystemABSTRACT: In the current development of Internet Service Provider (ISP) requires a technology to support performance and connection you have, one with the other providers to do multi koneksike or often referred to as multihoming. Predicted the existence of the telecommunications world will move towards Next Generation Network (NGN) that all the system relies on IP-Base that will further add to the complexity of the existing network routing on the internet. Border Gateway Protocol (BGP) is a routing protocol that is currently also the de facto standard in the Internet network is a protocol that is capable of handling network traffic filtering with the use of the internet so that BGP, the network administrator is given the right to be able to choose which networks are allowed to in and out of the managed network. In general, an AS (Autonomous System) has one or more upstream link to the U.S. a higher level because of the importance of the availability of the upstream link, the one the U.S. should have at least two upstream link as redundancies.
BGP (Border Gateway Protocol) has its own algorithm as a routing protocol to determine the best path (best path). BGP algorithm will select the best path to use named parameters Attribute BGP. When the path to a goal has been missed by the algorithm selection mechanism BGP, BGP will always choose the path for the link terkai ttidak having problems. BGP does not have a traffic engineering mechanisms as ever MPLS-RSVP, BGP jugs do not have equal cost load balance mechanism as well as other routing protocols. It required a load balancing mechanism that can handle these problems in BGP.
From testing and analysis of background traffic obtained the maximum allowable for triple play service is 80 Mbps. In the background of this traffic video services already menglami nearly 50% packet loss. Load balancing using ASPATH prepending method produces the highest delay. Failover Delay value after the BGP loadbalancing policy is not significantly increased degan loadbalance system that is not affected in the event of redundancies.Keyword: Keywords : BGP, Load Balance, Autonomous System