ABSTRAKSI: Salah satu teknik pemrograman yang kini populer adalah pemrograman Berorientasi-Objek yang membungkus atribut dan operasi menjadi unit modularitas yang disebut objek. Pada teknik pemrograman ini terkadang ditemui crosscutting concern yang merupakan fungsionalitas yang tidak dapat dienkapsulasi ke dalam satu objek. Crosscutting concern dapat menyebabkan masalah dalam evolusi dan pemeliharaan perangkat lunak. Sayangnya pemrograman Berorientasi-Objek tidak menyediakan mekanisme khusus untuk menangani masalah ini.
Tugas akhir ini menerapkan pemrograman Berorientasi-Aspek sebagai suatu cara membungkus crosscutting concern sehingga lebih mudah ditangani. Pembangunan perangkat lunak dimulai dengan analisis dan desain Berorientasi-Objek. Diagram kelas kemudian dikembangkan lebih lanjut untuk memodelkan aspek-aspek yang ditambahkan pada perangkat lunak. Implementasi pemrograman Berorientasi-Aspek dilakukan berdasarkan desain yang dilengkapi dengan pemodelan aspek. Sebagai studi kasus, tugas akhir ini menggunakan perangkat lunak bantu administrasi pada Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan UMMI Bengkulu. Dari hasil analisis, didapatkan kesimpulan bahwa pemrograman Berorientasi-Aspek dapat meningkatkan reusabilitas, efisiensi (dalam hal ukuran kode program), serta mempermudah pengembangan dan pemeliharaan perangkat lunak.
Kode program ditulis dalam Java dengan AspectJ sebagai pustaka tambahan untuk pemrograman Berorientasi-Aspek pada Java. Pemodelan dibuat dalam UML dengan menggunakan Rational Rose.Kata Kunci : objek, aspek, aspectj, java, crosscutting concernABSTRACT: One programming technique that popular nowadays is Object-Oriented programming which encapsulates attributes and operations into single unit called object. In this programming technique, we might find crosscutting concern, which is a functionality that can not be encapsulated into an object. Crosscutting concern can cause problems in evolution and maintenance of the software. Unfortunately, Object-Oriented programming does not provide any special mechanism to handle these problems.
This final project applied Aspect-Oriented programming as a way to wrap crosscutting concerns so they become easier to handle. Software development began with Object-Oriented analysis and design. Then the class diagram was expanded to model the aspects which was added in software. Implementation with Aspect-Oriented Programming was done based on the design which had been extended with aspects modeling. As case study, this final project used administration software at Clinic of Obstetric and Gynecology UMMI Bengkulu. From the analysis, it had been concluded that Aspect-Oriented Programming can improve reusability, eficiency (in term of the size of the code), and also make it easier for program to evolve and maintain.
The program was written in Java with AspectJ as extended library for Aspect-Oriented programming in Java. Modeling was made in UML by using Rational Rose.Keyword: object, aspect, aspectj, java, crosscutting concern