ABSTRAKSI: Persaingan bisnis telekomunikasi yang kian ketat harus disiasati dengan bijak oleh perusahaan telekomunikasi agar mampu memenangkannya. Konvergensi jaringan adalah salah satu pilihan yang bisa diambil. Layanan triple play (suara ‘VoIP’, data internet dan video streaming) menjadi pilihan dalam konvergensi jaringan. Ketiga layanan tersebut akan optimal dengan mendistribusikannya melalui jaringan yang berbasis IP/MPLS. Konvergensi jaringan ini tentunya memerlukan pengaturan Quality of Service dan penentuan jalur LSP yang tepat agar didapatkan performansi yang terbaik untuk ketiga layanan tersebut. Oleh karena itu tesis ini akan mencoba untuk menentukan QoS dan jalur LSP MPLS yang sesuai agar didapatkan performansi yang terbaik.
Berdasarkan hasil simulasi pada penelitian ini didapat bahwa penerapan QoS dan penentuan jalur LSP MPLS telah mampu memperbaiki performasi jaringan dengan mampu memperbaiki maksimum end to end delay dari 12,58 detik menjadi 0,08 detik dan mampu memperbaiki throughput Banjarmasin 19,46%, Makasar 4,16% dan Rungkut 7,92%. Namun pada proyeksi lima tahun sepertinya bandwidth backbone saat ini sudah tidak mampu menampung besarnya pertumbuhan user data internet dan video streaming yang diperkirakan melonjak lebih dari dua kali lipat sehingga kapasitas backbone harus ditambah menjadi 50 Gbps.Kata Kunci : VoIP, video streaming, IP/MPLS, throughput,delay.ABSTRACT: The telecommunication company must has strategy to win the hard competition in telecommunication business. One of them is network convergence with triple play services (voice “VoIP”, data internet and video streaming). Those services will performed well if distributed through network with IP/MPLS basis. This network convergence needs Quality of Services (QoS) arrangement and decision on the right LSP MPLS path to get the best performance.
Based on research simulation showing that QoS implementation and right decision on LSP path are able to increase network performance and enhance maximum end to end delay from 12,58 second to 0,08 second; and increase the throughput of several location: Banjarmasin 19,46%, Makassar 4,16% and Rungkut 7,92%. But in five year projection, the existing backbone likely unable to receive huge growth (aproximately more than twice) of users of data internet and video streaming. Therefore the backbone capacity must be added by 50 Gbps.Keyword: VoIP, video streaming, IP/MPLS, throughput, delay