ABSTRAKSI: Sejak tahun 2004, pemerintah provinsi DKI Jakarta membuat terobosan baru dalam usaha mengurangi tingkat kemacetan dengan meluncurkan moda transportasi baru yang bernama transjakarta. Moda transportasi terpadu ini dilengkapi dengan perangkat untuk menginformasikan halte mana yang selanjutnya akan dilewati oleh bus transjakarta. Namun dalam pengoperasiannya, perangkat ini masih menggunakan cara manual, yaitu dengan bantuan pengemudi. Selain itu, masih kurangnya armada pada koridor tertentu menyebabkan banyaknya pengoperasian bus yang tidak disesuaikan dengan koridor peruntukkannya. Efek dari permasalahan ini adalah tidak beroperasinya sistem informasi pemberhentian yang sudah dipasang sebelumnya. Hal ini mendorong untuk dibuatnya system pemberi informasi pemberhentian terbaru yang lebih efektif dan fleksibel.
Sistem ini menggunakan perangkat transmitter yang ditempatkan di halte dan perangkat receiver yang ditempatkan di dalam bus transjakarta. Pada bagian pengirim sisi halte terdapat mikrokontroler dan juga Zigbee Pro untuk mengirimkan sinyal yang berisi kode halte. Sedangkan pada sisi bus terdapat RF Zigbee Pro, didukung juga oleh mikrokontroler, serta dot matrik dan perangkat speaker untuk output audio visualnya.
Perangkat ini dapat mengurangi pekerjaan pengemudi sehingga tetap konsentrasi sewaktu mengendarai bus karena perangkat ini dapat aktif ketika bus berada di jarak sekitar 140 meter dari halte yang dituju dengan kecepatan maksimal 60 kpj . Selain itu, dengan adanya perangkat ini maka penggunaan bus akan semakin efektif dan fleksibel. Jadi, walaupun bus tidak melayani koridor yang seharusnya, setiap bus tetap dapat memberikan informasi pemberhentian secara audio visual kepada penumpang yang ada di dalamnya.Kata Kunci : Bus Transjakarta, Mikrokontroler, Zigbee ProABSTRACT: Since 2004, the government of DKI Jakarta Province has made a new innovation in attempt to decrease the rate of traffic jam by launching a new transportation mode called the Transjakarta. This transportation is completed by a set of equipment that informs the next shelter will be passed by the Transjakarta bus. However, this equipment is still operated manually by the driver. On the other hand, the lack of armada in certain corridor causes many bus operations which is not suitable with its corridor. The effect of this problem is the stoppage information system which have been set before is not working. This encourages the newest stoppage information system which is more effective and flexible to be made.
This system is using a transmitter which is placed on the shelter and the receiver is set on the Transjakarta. There is a microcontroller and Zigbee Pro to send the signal containing the shelter code at the transmitter on the shelter. While on the bus there is an RF Zigbee Pro which is supported by microcontroller, dot matrix and a speaker for audio visual output.
This equipment can ease the driver‟s duty so he still can concentrate while driving because this equipment can be active while bus is 140 meter from the intended shelter and the maximum speed about 60 km/h. In addition, this equipment will make bus usage be more effective and flexible. So, even though the bus is not providing the supposed shelter, every bus still can give stoppage information audio-visually to the customer.Keyword: Transjakarta Bus, Microcontroller, Zigbee Pro