ABSTRAK
Semakin maraknya produk fashion yang berkembang dewasa ini, serat alam menjadi bahan yang berpotensi untuk memenuhi keinginan pasar dan mempunyai karakteristik tersendiri yang memungkinkan terciptanya karya-karya inovatif. Dengan mengeksplorasi serat abaca dan serat jute maka dapat mengembangkan dan menambah nilai estetik terhadap serat alam tersebut. Keserasian penerapan dari hasil penggabungan eksplorasi antara serat abaca dan serat jute akan meningkatkan nilai ekonomi, potensi, dan fungsi dari kedua material tersebut. Serat pisang abaca merupakan potensi serat alam yang dikenal pemanfaatannya oleh berbagai bangsa di dunia untuk pembuatan bahan pakaian, kertas, ataupun pemanfaatan lainnya. Masyarakat Filipina misalnya, sudah lama memanfaatkan serat pisang abaca dalam pembuatan bahan pakaian nasional mereka. Selain bahan pembuatan kain, serat abaca dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti, kap lampu hias, dan kartu undangan. Di Indonesia sendiri belum begitu banyak pengrajin yang memanfaatkan serat abaca untuk bahan sandang maupun kertas. Seni membuat smock sudah dikenal sejak lama, orang-orang Inggris sudah mengenal smock sejak abad ke 18-19. Smock memiliki berbagai arti, antara lain dimaknakan sebagai pelapis, kain jahit cubit (bila dibuat dari bagian belakang), kain jahit mengkerut (bila dilihat dari depan). Smock dalam hal ini mengacu pada pengertian sebagai salah satu teknik keterampilan menjahit dan menyulam tangan, yaitu tusukan menjahit untuk membuat kerutan-kerutan yang menghasilkan motif sesuai pola tertentu.
Kata kunci : Serat alam, serat pisang abaca, smock