Metroseksual bisa dikatakan merupakan perwujudan dari konsep maskulinitas jenis baru, yang mana di dalamnya terdapat potongan dari unsur-unsur feminitas. Sehingga konsep maskulin yang tercipta adalah sosok pria yang berpenampilan cenderung rapi dan bersih, serta menaruh perhatian pada perkembangan fashion terbaru. Namun, penerapan dari gaya fashion metroseksual, tidak terbatas pada kalangan pria urban dewasa, seorang balita bernama Daffa Abyan Sofa, kerap terlihat mengenakan tanda-tanda yang sama dalam postingan foto pada akun instagramnya, @daffa_soffa. Dalam foto-foto pada akun Instagram tersebut, yang kemudian penulis jadikan unit analisis dalam penelitian ini, di dalamnya terdapat tanda-tanda tubuh dan tanda-tanda fashion yang kemudian penulis teliti makna di baliknya, guna mengetahui konsep metroseksualitas seperti apa yang direpresentasikan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dalam pengerjaannya dibantu oleh paradigma konstruktivisme dan teknik analisis semiotika dari Roland Barthes, dengan menggunakan tiga unsur pemaknaan. Yaitu pemaknaan tingkat pertama (denotasi), pemaknaan tingkat kedua (konotasi), dan juga mitos-mitos yang berkembang di dalamnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat konsep metroseksualitas yang terepresentasi melalui fashion Daffa Abyan Sofa, yang tersebar dalam tanda-tanda tubuh juga tanda-tanda fashion, yang keberadaannya kemudian mengonstruksi realitas baru mengenai anak dan juga pemaknaannya secara sosial.