ABSTRAK
Anak down syndrome merupakan salah satu klasifikasi anak berkebutuhan khusus dalam spesifikasi tunagrahita yang memiliki keterbatasan dalam kemampuan berbicara, kemampuan fokus terhadap sesuatu dan kemampuan dalam belajar yang dapat memberikan dampak negatif bagi perkembangannya. Adanya kekurangan ini membuat pendidikan yang diberikan kepada anak down syndrome akan berbeda dengan pendidikan bagi anak lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana proses komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh guru SLB dan siswa down syndrome dalam kegiatan pembelajaran life skills agar mereka mampu menolong diri mereka sendiri dikemudian hari sehingga tidak bergantung kepada orang lain. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Informan kunci pada penelitian ini berjumlah 5 orang yang terdiri dari 2 orang guru SLB dan 3 orang siswa down syndrome di SLB – C Sukapura Bandung. Sedangkan untuk informan pendukung yaitu psikolog anak, orang tua siswa dan anggota Persatuan Orang Tua Anak Down Syndrome. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi dan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa belum semua kegiatan pembelajaran life skills dilaksanakan di SLB – C Sukapura. Kegiatan pembelajaran life skills untuk vocational skills tidak diterapkan untuk anak down syndrome di Sekolah Dasar. Terdapat empat kegiatan pembelajaran life skills di SLB – C Sukapura adalah kecakapan mengenal diri, kecakapan berpikir rasional, kecakapan bersosialisasi dan kecakapan akademik masing – masing membutuhkan pendekatan interpersonal dengan prinsip pembelajaran untuk anak down syndrome yaitu prinsip kasih sayang, prinsip keperagaan serta prinsip habilitasi dan rehabilitasi.
Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal, Anak Berkebutuhan Khusus, Down Syndrome