PT TELKOM sebagai salah satu operator jasa telekomunikasi memiliki berbagai produk
layanan internet, salah satu diantaranya adalah “SPEEDY”. Performansi layanan Speedy di Divre
II saat ini dinilai masih kurang baik, karena dalam proses akses layanan Speedy masih terjadi
banyak sekali gangguan (
performansi yang belum baik, PT Telkom akan kesulitan dalam mencapai targetnya untuk
meningkatkan jumlah pelanggan, sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan dan peningkatan
kualitas untuk mengurangi gangguan-gangguan tersebut.
Berangkat dari hal diatas maka peneliti mencoba mengendalikan timbulnya gangguan yang
terjadi dengan salah satu metode pengendalian kualitas yaitu Six Sigma. Six Sigma merupakan
suatu metode pengendalian kualitas yang sistematis, ilmiah dan setiap keputusan didasarkan
kepada fakta dan data. Prinsip utama Six Sigma adalah mencapai kesempurnaan (3,4 DPMO)
dengan mengendalikan proses-proses yang terjadi. Adapun tahapan-tahapan dalam implementasi
Six Sigma adalah
ini hanya dilakukan sampai tahap Improve. Pada tahap
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas layanan Speedy dan perlu dilakukan proses
perbaikan. Kemudian pada tahap
tingkat output dan tingkat proses. Setelah kondisi eksisting terukur, maka dilanjutkan dengan
tahapan selanjutnya yaitu
dan akar penyebab timbulnya masalah kualitas pada layanan Speedy serta analisis
stabilitas dan kapabilitas proses. Dan pada tahap
dan proses untuk meminimasi timbulnya gangguan pada layanan Speedy.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan dengan mengunakan data kualitas dari bulan
Januari hingga September 2006 maka diketahui bahwa yang menjadi penyebab cacat potensial
(CTQ potensial ) adalah gangguan perangkat CPE, DSLAM/ATM Switch, BBRAS, Server
RADIUS, Jaringan Transport, ISP, dan GTS. Setelah itu diketahui performansi eksisting layanan
Speedy pada tabel dibawah ini :
Hasil DPMO dan kapabilitas Sigma yang didapat masih jauh dari tujuan metode
yang diharapkan mampu menghasilkan 3,4 DPMO dan 6 sigma (menuju
dengan hasil tersebut diperlukan adanya perbaikan yang berkelanjutan secara teknis maupun
proses dan pengendalian kualitas layanan Speedy di PT Telkom secara kontinu. Performansi
layanan Speedy setelah dilakukan perbaikan menunjukkan adanya peningkatan nilai Sigma dan
penurunan nilai DPMO, yaitu sebesar 5,01 sigma dan 228 DPMO pada level output. Peningkatan
kualitas ini akan terjadi jika PT Telkom melakukan perbaikan berdasarkan usulan yang telah
dibuat sebesar 99%.