Divisi sarana PT. Kereta Api Indonesia (KAI) daerah operasi II Bandung bertanggung
jawab memelihara dan memenuhi kebutuhan infrastruktur untuk menjalankan berbagai
kelas layanan yang disediakan oleh PT. Kereta Api Indonesia (KAI). Salah satu
infrastruktur yang memiliki peran yang vital bagi layanan adalah lokomotif karena
lokomotif berfungsi sebagai penarik rangkaian kereta. Pemilihan lokomotif untuk setiap
layanan merupakan tugas dan tanggung jawab dari divisi sarana PT. Kereta Api Indonesia
(KAI), walaupun pada kenyataannya proses pemilihan lokomotif di daerah operasi II
Bandung belum berjalan dengan baik. Proses pemilihan lokomotif untuk setiap layanan
tidak berdasarkan data kondisi dari lokomotif, tetapi berdasarkan faktor usia dari
lokomotif tersebut. Pada keyataannya usia lokomotif tidak selalu menggambarkan kondisi
dari lokomotif tersebut. Kesalahan ini dapat menyebabkan gangguan pada kereta berupa
kerusakan komponen lokomotif yang dapat mengakibatkan keterlambatan kereta api.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis bermaksud untuk memperbaiki proses
pemilihan lokomotif di. PT. Kereta Api Indonesia (KAI) daerah operasi II Bandung.
Agar dapat mempresentasikan kondisi lokomotif yang sebenarnya, proses pemilihan
lokomotif dilakukan berdasarkan peringkat lokomotif dengan mempertimbangkan
beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja dari lokomotif. Faktor tersebut antara lain
kondisi setiap komponen lokomotif dan faktor kinerjaaktual dari lokomotif yang terdiri
dari data gangguan dan data gagal lolos daily check yang dialami lokomotif. Lokomotif
yang diteliti hanya lokomotif seri CC 201, CC203 dan CC204 di daerah operasi II
Bandung. Peringkat lokomotif ini akan membantu pihak divisi sarana karena data
peringkat lokomotif akan menggambarkan kondisi dari setiap lokomotif. Proses
pengidentifikasian peringkat lokomotif dilakukan dengan mengumpulkan data tingkat
kepentingan setiap komponen lokomotif. Data tingkat kepentingan komponen ini diolah
menggunakan software expert choice untuk mengetahui bobot dari setiap komponen, lalu
akan diketahui kelas dari lokomotif. Dari pengolahan data penilaian kondisi komponen
lokomotif ini menghasilkan lokomotif CC204 no 13 dengan kondisi komponen paling
baik dan lokomotif CC203 no 07 dengan kondisi terendah. Kemudian mengidentifikasi
gangguan dan ketidak lolosan lokomotif pada proses daily check.
Dari hasil perhitungan kondisi komponen dan kinerja aktual sebelumnya, menghasilkan
lokomotif CC204 14 sebagai peringkat pertama akan dipasangkan dengan layanan
tertinggi, yaitu kereta api Argo Wilis sampai dengan lokomotif CC201 94 sebagai
peringkat terakhir yang akan dipasangkan dengan kereta api Kutojaya Selatan.
Berdasarkan sistem pemilihan lokomotif yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia
(KAI), proses pemilihan lokomotif yang berdasarkan usia lokomotif tidak dapat dijadikan
pedoman yang baik sebagai pemilihan lokomotif. Pemilihan lokmotif seharusnya
berdasarkan kondisi lokomotif yang sebenarnya. Kondisi lokomotif dapat dilihat dari
kinerja komponen dan juga kinerja aktual lokomotif, expert choice, peringkat komponen lokomotif