Sesuai dengan UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, setiap perusahaan wajib memberikan Warranty sebagai jaminan atas produk yang diproduksi. Untuk mengoptimalkan penggunaan biaya Warranty maka perlu dibuat suatu perancangan Warranty untuk menentukan durasi dan kebijakan Warranty yang akan digunakan suatu perusahaan. Disamping itu, pada beberapa perusahaan diterapkan Extended Warranty atau Warranty tambahan sebagai salah satu strategi pemasarannya. Pemodelan kerusakan produk dalam perancangan Warranty ini menggunakan model kerusakan dua dimensi dengan dimensi usia dan pemakaian.
Perancangan Warranty diawali dengan menentukan komponen kritis yang akan menjadi fokus penelitian dengan menggunakan diagram pareto. Setelah itu dilakukan pemilihan distribusi data TTF dari masing-masing komponen kritis. Pada penelitian ini, perhitungan biaya Warranty dilakukan dengan pendekatan Renewing-Repairable Warranty dan untuk perhitungan biaya Extended Warranty dilakukan dengan pendekatan Nonrenewing-Repairable Warranty. Selanjutnya, dipilih kebijakan Warranty dengan biaya terkecil sebagai alternatif Warranty yang akan diterapkan pada harga jual produk.
Setelah dilakukan perbandingan biaya FRW, PRW, dan Combination Warranty diketahui bahwa Combination Warranty memiliki biaya Warranty yang paling rendah. Karena harga pokok produksi (HPP) dari produk yang diteliti yaitu mesin Genset Caterpillar 3516 sebesar Rp2.985.375.000, dan biaya Warranty tidak lebih besar dari Rp995.125.000, maka durasi Warranty yang digunakan adalah 12.000 jam atau 1 tahun 8 bulan dengan biaya Combination Warranty sebesar Rp758.707.517, sehingga harga produk yang dijual menjadi Rp3.744.082.517. Dalam kondisi ini, Extended Warranty yang dapat diterapkan yaitu Extended PRW karena periode Warranty berakhir pada masa pemberian PRW.
Warranty, Extended Warranty, Renewing-Repairable, Nonrenewing-Repairable, TTF, FRW, PRW, Combination Warranty