Rel kereta api merupakan salah satu komponen penting yang menunjang berjalannya
moda transportas
i kereta api di Indonesia. Namun untuk menunjang jalannya
transportasi tersebut diperlukan rel yang
reliable
sehingga dapat meminimalkan
failure
pada batangan rel tersebut. Untuk dapat memastikan rel tersebut
reliable,
maka perlu
dilakukannya inspeksi yang
optimal. Dimana inspeksi tersebut dapat memastikan
batangan rel
reliable
untuk dilalui kereta namun tidak membebani dalam segi biaya.
Kemudian untuk menjamin tingkat reliabilitinya dan tidak pula mahal dalam
perawatannya, perlu dilakukannya
renewal
secar
a periodik terhadap batangan rel
tersebut.
Dalam menentukan inspeksi yang optimal digunakan metode
risk based inspection
(RBI).
Sebelum didapatkan inspeksi yang optimal, harus diketahui terlebih dahulu
distribusi kerusakan dari masing
masing
failure mode,
kemudian menentukan reliability
dan laju kerusakannya, setelah itu dilakukan perhitungan interval inspeksi berdasarkan
total biaya inspeksi, perbaikan, dan biaya risiko akibat terjadinya kerusakan. Penentuan
renewal
secara periodik dilakukan menggunakan me
tode
life cycle cost,
dimana masa
pakai batangan rel tersebut dibatasi oleh
economic life limit.
Setelah pengolahan data tersebut, didapatkan interval inspeksi yang optimal untuk rel
tipe R.54 adalah setiap 6 bulan dan rel tipe R.42 setiap 12 bulan, denga
n total biaya
yang harus dikeluarkan masing
masing adalah
Rp564.345.868.124
dan
Rp24.402.481.049
untuk masa pakai 75 tahun. Setelah didapatkan komponen biaya
biaya tersebut, dilakukan pembatasan masa pakai dengan
economic life limit
sehingga
didapatkan mas
a pakai batangan rel selama 45 tahun. Sehingga untuk rel tipe R.54
memiliki umur sisa selama 22 tahun terhitung dari tahun 2014, dan untuk rel tipe R.42
telah terlampaui masa hidupnya.
Dari data
data tersebut didapatkan bahwa untuk rel tipe R.54 memiliki u
mur sisa selama
22 tahun dengan total biaya sebesar
Rp 138.829.266.589
, dan untuk rel tipe R.42 harus
segera dilakukan penggantian. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan telah
menggunakan data besaran ukuran kerusakan rel, sehingga dapat dilakukannya
pre
ventive maintenance
dengan lebih baik Risk based inspection, life cycle cost, inspeksi batangan rel