PT. Mahameru Centratama Spinning Mills merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang tekstil di Indonesia yang memproduksi benang hasil pemintalan, kain grey dan kain celup. Jenis kain grey yang diteliti dalam penelitian ini berfokus pada kain grey jenis 5645 J. Dalam proses produksi kain grey jenis 5645 J, ditemukan
waste defect yang mempengaruhi
product quality
dan data perusahaan menunjukkan bahwa
defect rate
pada bulan Januari
Juni dan Oktober
November tahun 2013 melebihi batas toler
asi yang
diperbolehkan oleh perusahaan, yaitu 5%. Oleh karena itu, perlu dirancang usulan untuk
meminimasi
waste defect
pada proses produksi kain
grey
jenis 5645 J.
Upaya untuk meminimasi
waste defect
dilakukan dengan menggunakan pendekatan
lean
six sigma
dengan mengikuti tahapan dalam DMAIC, yaitu tahap
define, measure, analyze
dan
improve.
Berdasarkan hasil tahap
define
dengan menggunakan VSM
, waste
yang
akan diminimasi adalah
waste defect
pada proses produksi kain
grey
jenis 5645 J. Pada
tahap
measure
me
lalui pengukuran stabilitas dan kapabilitas proses
,
diketahui bahwa
kinerja proses produksi kain
grey
jenis 5645 J tahun 2013 masih sangat tidak stabil
dengan rata
rata
sigma level
sebesar 2.57. Pada tahap
analyze
dengan menggunakan
fishbone chart
dan 5
Wh
y’s analysis,
diketahui bahwa jenis
defect
dominan yang terjadi
pada proses produksi kain
grey
jenis 5645 J adalah
pakan putus, pakan tebal, lusi putus,
pakan sisip dan lusi pinggiran
rusak.
Pada tahap
improve
berdasarkan hasil prioritisasi FMEA,
diberikan
usulan untuk
mengatasi akar penyebab masalah yang terjadi, di antaranya pengadaan alat pembersih
fly
waste,
pengarahan pada operator mekanik tentang pentingnya pemeliharaan kebersihan
dan kondisi komponen secara rutin, penjadwalan pemeliharaan kebersihan
dan kondisi
komponen, pembuatan
monitoring form
pemeliharaan kebersihan dan kondisi komponen,
pemeriksaan kondisi komponen secara rutin, pembuatan
form
perbaikan mesin,
penggantian komponen pada interval waktu tertentu, penambahan alat pembersih
reed
dan
g
un,
pengarahan ulang pada operator mengenai aturan dan standar penanganan mesin
stop,
pengadaan
visual control
aturan dan standar penanganan mesin
stop,
pembuatan
monitoring form
pelaksanaan aturan dan standar penanganan mesin
stop,
pemberian
sticker
pada
mesin, perancangan alat
weft hook
untuk
mengambil pakan yang
putus,
pembuatan kartu rumus cucukan
leno
,
pengarahan ulang pada operator mengenai
standarisasi cara penyambungan benang
lusi
dan pembuatan
display
Instruksi Kerja yang
telah direvisi pada papan
informasi. Lean six sigma, DMAIC, waste defect, fishbone chart, 5 Why, FMEA.