Masalah pada CC-NUMA salah satunya adalah performansi sistem CC-NUMA itu sendiri serta masalah yang berkaitan dengan cache dan memori. CC-NUMA telah menerapkan cache coherence, dan protokol cache coherence yang akan digunakan adalah MOESI CMP Token. Meskipun CC-NUMA telah mengimplementasikan cache coherence, cache miss pada CC-NUMA tidak sepenuhnya hilang, hanya berkurang. Hal ini yang menyebabkan perlu dilakukan penelitian pada CC-NUMA terkait dengan performansi cache dan memori.
Faktor lain yang ikut berperan dalam mempengaruhi cache miss adalah ukuran cache block. Dengan menggunaan ukuran cache block yang berbeda yaitu 16, 32, 64 dan 128 bytes, akan dijadikan sebagai pembanding performansi sistem CC-NUMA. Metrik pengukuran performansi adalah execution time, simulation time, host instruction rate, host tick rate, latency, throughput, bandwidth, cache miss rate, dan average memory access time.
Dengan ukuran cache block yang lebih besar pada CC-NUMA menunjukkan hampir seluruh peningkatan performansi kecuali latency dan throughput meningkat. Namun parameter yang terpenting adalah memperkecil cache miss rate. Secara keseluruhan Cache miss rate L1 I, L1 D maupun L2 mengalami penurunan mulai dari 8.06 % hingga 39.08% dari ukuran cache block 16 sampai 128 bytes. Dengan penambahan ukuran cache block maka performansi sistem CC-NUMA akan meningkat, khususnya pada performansi cache dan memori. cache, cache coherence , cache block , the cache miss rate , CC-NUMA