Teknologi Informasi merupakah salah satu komponen yang tidak
terpisahkan dari
kemajuan
dunia bisnis pada era
G
lobal
.Teknologi Informasi juga
menjadi pendukung utama terselenggaranya proses bisnis bagi
Small Medium
Enterprise
(SME) sebagai salah satu wujud usaha ekonomi kerakyatan yang
sangat besar kontribusinya
dalam perekonomian suatu negara. Banyak SME mulai
mengimpl
ementasikan
Enterprise Resource Planning
(ERP) sebagai salah satu
Teknologi Informasi yang diharapkan dapat mendukung dalam bersaing di pasar
global. Implementasi ERP bukan hal yang mudah bagi sebuah SME. Namun,
banyaknya SME yang telah gagal dan bangkrut dalam mengimplementasikan ERP
tidak meny
urutkan Perusahaan Mufee yang bergerak dalam produksi, distribusi,
dan pemasaran Busana Muslim Anak ke seluruh Indonesia dan Malaysia untuk
mengimplementasikan ERP. Perusahaan Mufee harus tetap dapat menjalankan
proses bisnisnya dengan aman dan meminimalis
ir gangguan akibat
pengimplementasian ERP dengan cara yang tepat.
Agar Perusahaan Mufee tetap
survive
menjalankan bisnisnya selama
mengimplementasikan ERP, ma
ka dibutuhkan suatu dokumentasi dari strategi,
prosedur, sumber daya, struktur organisasi dan data
base informasi yang digunakan
perusahaan dalam m
e
mberikan respon, melakukan pemulihan, mengulangi dan
melanjutkan kegiatan dalam segala keadaan atau insiden yang mengganggu, yakni
dengan menerapkan suatu
business continuity plan
(BCP).
Perancangan BCP pada
Perusahaan Mufee dilakukan dengan menggunakan
framework
COBIT 5 untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan memperoleh
status ideal bagi Perusahaan mufee dalam mengimplementasikan BCP. Proses
analisis risiko (
business impact analysis
) d
ilakukan dengan menggun
akan
framework
NIST
utnuk mengetahui proses bisnis yang memiliki nilai risiko yang
tinggi serta menentukan prioritas pemulihan fungsi dan sumber daya sistem.
Hasil perancangan BCP pada Perusahaan Mufee mendapati bahwa
Perusahaan harus
memilki
divisi IT, ag
ar pelaksanaan imp
lem
e
ntasi BCP dan
ERP dapat terstruktur dan jelas tanggung jawabnya.
Perancangan BCP pada Perusahaan Mufee menggunakan Framework
COBIT 5 dan NIST disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan, karena setiap
perusahaan tidak selalu akan mengimpl
ementasikan keseluruhan prosedur pada
framework yang telah ditentukan, dikarenakan kondisi kebutuhan dan lingkungan
setiap perusahaan tidak selalu sama. Perancangan BCP lebih baik dilakukan oleh
pihak
internal
perusahaan, karena data perusahaan banyak yang
bersifat rahasia.
Dokumen BCP harus diperbarui secara terus
menerus karena seiring dengan
perkembangan Perusahaan, masalah yang dihadapi bisa berbeda.
Business Continuity Plan , Business Impact Analysis , kontinuitas bisnis Enterprise Resource P lanning , COBIT 5, NIST