Seksualitas selalu menjadi persoalan menarik dimana ia acap kali dipandang sebagai hal negative. Padahal berbicara mengenai seksualitas adalah berbicara bagaimana manusia diregenerasi supaya eksistensi spesiesnya tetap terjaga. Seksualitas dipisahkan berdasarkan kodrati laki-laki dan perempuan. Namun seksualitas perempuan cenderung lebih ditekan sehingga perempuan seringkali kesulitan mengenali seksualitas bahkan kehilangan otonomi atau hak-hak seksualnya. Namun saat ini para perempuan tidak tinggal diam. Beberapa dari mereka mencoba membongkar atau bahkan mencoba memberikan definisi sendiri seksualitas perempuan – tanpa terlibat budaya patriarki. Salah satunya melalui seni. Untuk itulah penelitian dilakukan yaitu untuk memahami seksualitas perempuan dalam karya seni erotis.
Metode penelitian yang digunakan adalah semiotika Roland Barthes. Kesimpulan pada penelitian ini adalah pada makna denotasi, seksualitas perempuan banyak bersentuhan dengan hubungan seksual dengan pasangan dan terhadap diri sendiri, reproduksi dan pandangan terhadap tubuh perempuan, makna. Pada makna konotasi, perempuan juga mempunyai libido dalam dirinya, tubuhnya indah apa adanya, salah satu tujuan seksualitasnya adalah untuk reproduksi, dan perempuan berhak atas tubuhnya sendiri. Pada mitos, seksualitas perempuan tidak lagi dibawah bayang-bayang budaya patriarki dalam melihat dan mendefinisikan dirinya sendiri. Perempuan mempunyai kebutuhan serta hak-hak seksual yang sama dan yang mustinya bebas dari konstruksi-konstruksi sosial yang membatasi perempuan dalam mengekspresikan seksualitasnya.
Kata-kata kunci: Seksualitas perempuan, seni erotis, semiotika Roland Barthes, Candrika Soewarno