Penelitian ini bertujuan untuk melakukan estimasi penilaian kewajaran harga saham perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF) dengan pendekatan Free Cash Flow to Firm dan metode Relative Valuation dengan pendekatan Price to Book Value dan Price to Earning Ratio. Penelitian ini menggunakan tiga skenario, yakni skenario pesimis (kondisi rata-rata industri), skenario moderat (kondisi yang paling mungkin) dan skenario optimis (kondisi diatas pertumbuhan industri). Selanjutnya data diolah menggunakan data historis dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2017. Data historis digunakan sebagai dasar proyeksi tahun 2018 – 2022.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan metode DCF pada skenario pesimis nilai wajar TLKM dalam kondisi overvalued, nilai wajar ISAT dalam kondisi overvalued, dan nilai wajar EXCL dalam kondisi overvalued. Kemudian menggunakan DCF pada skenario moderat nilai wajar TLKM dalam kondisi overvalued, nilai wajar ISAT dalam kondisi overvalued, dan nilai wajar EXCL dalam kondisi overvalued. Selanjutnya menggunakan DCF pada skenario optimis nilai wajar TLKM dalam kondisi overvalued, nilai wajar ISAT dalam kondisi overvalued, dan nilai wajar EXCL dalam kondisi overvalued. Menggunakan metode Relative Valuation dengan pendekatan Price to Earning Ratio (PER) skenario pesimis TLKM mempunyai nilai 8,12 kali, sedangkan ISAT mempunyai nilai 4,70 kali, dan EXCL mempunyai nilai 9,55 kali. Menggunakan metode Relative Valuation dengan pendekatan Price to Earning Ratio (PER) skenario moderat TLKM mempunyai nilai 9,11 kali, sedangkan ISAT mempunyai nilai 5,46 kali, dan EXCL mempunyai nilai 9,92 kali. Selanjutnya menggunakan metode Relative Valuation dengan pendekatan Price to Earning Ratio (PER) skenario optimis TLKM mempunyai nilai 10,37 kali, sedangkan ISAT mempunyai nilai 6,51 kali, dan EXCL mempunyai nilai 10,31 kali. Menggunakan metode Relative Valuation dengan pendekatan Price Book Value (PBV) skenario pesimis TLKM mempunyai nilai 2,44 kali, sedangkan ISAT mempunyai nilai 0,98 kali, dan EXCL mempunyai nilai 1,12 kali. Kemudian menggunakan metode Relative Valuation dengan pendekatan Price Book Value (PBV) skenario moderat TLKM mempunyai nilai 2,74 kali, sedangkan ISAT mempunyai nilai 1,15 kali, dan EXCL mempunyai nilai 1,17 kali. Selanjutnya menggunakan metode Relative Valuation dengan pendekatan Price Book Value (PBV) skenario optimis TLKM mempunyai nilai 3,11 kali, sedangkan ISAT mempunyai nilai 1,37 kali, dan EXCL mempunyai nilai 1,21 kali.
Kata kunci : Valuasi; Discounted Cash Flow; Nilai intrinsik; Relative valuation; Sektor telekomunikasi.