Meskipun industri perbankan umum konvensional di Indonesia selalu meningkat pendapatannya sebesar rata-rata 17.2% per tahun pada periode 2008-2017, namun rasio Return On Assets cenderung menurun rata-rata -1.26% pertahun. Perkembangan industri teknologi finansial juga semakin menggerus pasar bisnis keuangan di Indonesia. kondisi ini semakin menuntuk industri perbankan untuk lebih mampu menjaga performansinya agar tetap kompetitif dalam menghadapi bersaingan dalam industri finansial. Salah satu indikator untuk mengukur performansi perusahaan perbankan adalah dengan cara mengukur tingkat efisiensi perusahaan.
Pada penelitian ini akan mengukur tingkat efisiensi bank umum konvensional yang beroperasi di Indonesia. Sampel data yang diambil dengan metode purposive sampling dengan kriteria bank yang aktif beroperasi selama tahun 2008-2017 dan secara rutin memberikan laporan keuangan ke Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan. Analisis dilakukan dalam dua tahap, pertama pengukuran efisiensi menggunakan metode Data Envelpment Analysis (DEA) model CCR yang berorientasi pada output, kedua mengukur tingkat korelasi variabel input dan output terhadap efisiensi menggunakan pearson correlation.
Penelitian ini memberikan hasil bahwa The Bangkok Bank Comp. LTD adalah bank yang paling efisien sedangkan Deutsche Bank AG adalah bank yang paling tidak efisien sepanjang periode penelitian. Tren efisiensi seluruh bank semakin meningkat cukup bagus dari tahun ke tahun. Namun bank yang mempunya efisiensi rendah pada umumnya masih kurang maksimal dalam menyalurkan loans kepada debitur. Berdasarkan jenis bank Bank BPD adalah yang paling efisiensi, kedua adalah Bank Campuran, ketiga adalah Bank PERSERO, keempat adalah BUSN Devisa, kelima adalah BUSN Non Devisa dan keenam adalah Bank Asing berdasarkan nilai rata-rata efisiensi sepanjang periode penelitian.
Kata Kunci : Perbankan Umum Konvensional, Bank, Efisiensi, Data Envelopment Analysis (DEA), pearson correlation.