Permasalahan terkait kerahasiaan dalam bertukar informasi menjadi hal yang krusial pada era komputer digital. Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Steganografi audio menjadi salah satu bentuk solusi dengan cara menyisipkan informasi ke dalam audio digital dan memanfaatkan keterbatasan sistem indra pendengaran manusia dalam memersepsikan dan mende- teksi gelobang suara. Jenis informasi yang disisipkan berupa citra biner. Sistem steganografinya mengimplementasikan compressive sampling (CS) untuk proses akuisisi data dan kompresi bit pada citra binernya dan juga menambahkan algoritme enkripsi yang diciptakan oleh Rivest, Shamir dan Adleman (RSA) seba- gai sistem pengamanan informasi pada citra biner dengan membangkitkan sepasang kunci enkripsi dan dekripsi sebelum proses penyisipan. Metode penyisipan- nya menggunakan statistical mean manipulation (SMM) pada domain wavelet dan sub-band frekuesi rendah setelah dilakukan pembagian sub-band frekuensi pada audionya menggunakan discrete wavelete transform (DWT) terlebih dahulu. Kin- erja sistem steganografinya dioptimasi dengan mengevaluasi parameter-parameter yang menyebabkan bit error rate (BER) tinggi setelah dilakukan serangan pada audionya. Hasil optimal simulasi dengan menggunakan sistem ini ialah signal to noise ratio (SNR) diatas 45 desibel (dB) dan kapasitas sebesar 5.3833 bit per second (bps). Sistem ini rata-rata tahan terhadap serangan berjenis filtering, noise, resampling dan kompresi dengan nilai rata-rata BER sebesar 0.28, akan tetapi sistem ini tidak tahan terhadap serangan yang melakukan pergeseran nada, modifikasi waktu dan kecepatan pada sinyal audionya sehingga menghasilkan nilai rata-rata BER sebesar 0.49.