Proyek STTF Batch 2 STO Dago dilakukan percepatan proyek selama 1 bulan, dan ditemukan masalah pada kualitas infrastruktur FTTH (Fiber To the Home). Masalah ini terlihat dengan adanya 30 komplain pelanggan yang menggunakan produk dari infrakstruktur FTTH hasil proyek STTF Batch 2 STO Dago setelah di operasikan 1 bulan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Project Risk Management meliputi risk identification, FMEA, qualitative analysis, dan risk response. Pada tahap risk identification kegagalan, digunakan metode Ishikawa Diagram. Untuk menghitung nilai prioritas risiko (RPN) digunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Pada tahap terakhir yaitu merencanakan respon risiko, dilakukan analisis tindakan yang tepat untuk merespon risiko dilakukan pengelompokan tindakan risiko berdasarkan besarnya kerugian biaya dan occurrence pada setiap kegagalan dengan menggunakan financial risks loss exposure. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan 10 kegagalan yang menyebabkan buruknya kualitas infrastruktur FTTH dengan 2 risiko kegagalan yang membutuhkan respon Avoid, 1 risiko kegagalan yang membutuhkan respon Accept, dan 7 risiko kegagalan yang membutuhkan respon Mitigate.