Gapura Indung Karahayuan sebagai landmark kota Purwakarta dibangun berdasarkan bentuk penghormatan kepada seorang ibu sesuai dengan filosofi ke-Sundaan dari kata Gapura Indung Karahayuan itu sendiri yaitu “Indung Tunggul Rahayu” yang berarti ibu adalah akar kemuliaan hidup. Pemerintah kota Purwakarta telah melakukan upaya untuk memperkenalkan bangunan Gapura Indung Karahayuan ini dengan melakukan promosi budaya untuk mensosialisasikan Gapura Indung Karahayuan, kegiatan promosi ini dilakukan oleh Mojang dan Jajaka kota Purwakarta.
Berdasarkan data diatas penelitian ini difokuskan pada pengenalan Gapura Indung Karahayuan melalui kegiatan Mojang dan Jajaka Purwakarta dengan fesyen sebagai media komunikasi nya. Proses penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif, dimana proses pengumpulan data nya peneliti melakukan observasi langsung ke kota Purwakarta, studi literatur dari buku-buku, karya ilmiah, melakukan eksperimen motif, dan melakukan proses wawancara dengan pemerintah kota Purwakarta mengenai Gapura Indung Karahayuan dan wawancara dengan perwakilan dari Mojang dan Jajaka Purwakarta.
Maka penelitian ini menghasilkan sebuah inovasi baru yaitu komposisi motif melalui teknik digital printing yang diaplikasikan kedalam busana casual dengan penggayaan tradisional yang diambil dari filosofi Gapura Indung Karahayuan. Dimana upaya ini dibutuhkan oleh pemerintah kota Purwakarta melalui Mojang dan Jajaka yang juga membutuhkan busana casual sebagai media komunikasi untuk mempromosikan Gapura Indung Karahayuan.
Kata kunci: Casual, Gapura Indung Karahayuan, Mojang dan Jajaka, Motif