ABSTRAK
Fenomena bergesernya kearifan lokal yang terjadi di Indonesia sudah mulai tejadi yang nantinya akan berdampak pada perubahan tata nilai dan sikap generasi muda Indonesia. Desa Ciptagelar adalah salah satu contoh desa yang mampu mempertahankan kearifan lokal dan menjalankan adat yang kuat, yang sudah diwarisi tradisi kurang lebih 640 tahun lalu. Adanya era modern ini desa Ciptagelar juga memanfaatkan sebagai sarana kehidupan bermasyarakat sehingga Ciptagelar memiliki TV, Radio, pembangkit listrik dan masih banyak lainnya. Desa Ciptagelar memiliki keunikan dari desa lainnya karena selain patuh dengan adat tradisi juga r menggabungkan aspek tradisional dan modern agar masyarakat tidak buta dalam perkembangan zaman yang terjadi. Hal ini menjadikan ide tim kreatif pertelevisian dalam mengangkat tayangan tema kearifan lokal yang ada di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana media massa dalam pembingkaian (framing) mengenai kearifan lokal Desa Ciptagelar yang dilakukan pada media CNN Indonesia dalam program Inside Indonesia dan Trans7 dalam program Ragam Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik analisis framing Robert N. Entman dengan metode kualitatif dan paradigma konstruktivis. Hasil dari penelitian ini menunjukan pembingkaian program Inside Indonesia media CNN Indonesia yaitu dengan menampilkan desa Ciptagelar secara lebih luas yang menampilkan tiga tema yaitu sejarah kasepuhan, pesta padi di Ciptgelar, dan adaptasi warga Ciptagelar terhadap teknologi. Sedangkan program Ragam Indonesia media Trans7 yang membingkai kearifan lokal desa Ciptagelar hanya dengan menampilkan rangkaian bagian kegiatan di desa Ciptagelar. Perbandingan framing kearifan lokal desa Ciptagelar pada program Inside Indonesia yang menampilkan tiga aspek pembahasan tetapi tidak mendalam dan pembingakian yang dilakukan program Ragam Indonesia hanya menampilkan satu aspek dengan sangat detail.
Kata Kunci: Media Massa, Kearifan Lokal, Berita Feature, Analisis Framing