Kegiatan monitoring serta pencatatan alat pengukur pemakaian energi, baik listrik, air, ataupun gas masih dilakukan secara manual di Indonesia. Baik penyedia maupun pelanggan, tidak dapat mengetahui pemakaian energi secara real time. Pencatatan secara manual dapat bermasalah jika akses menuju rumah pelanggan tertutup. Efisiensi energi juga kurang maksimal jika monitoring pemakaian energi dilakukan secara manual. Hal tersebut dapat diatasi dengan dukungan Smart Meter pada layanan Advanced Metering Infrastructure (AMI). Tetapi, karena teknologi Smart Meter hanya membutuhkan bandwidth yang kecil, maka teknologi selular yang sudah ada dianggap kurang efisien. Maka dari itu, NB-IoT, LoRaWAN, dan Sigfox dapat menjadi kandidat teknologi konektivitas untuk mendukung layanan AMI.
Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan pada Kota Jakarta sebagai perwakilan daerah dense urban yang ada di Indonesia. Perencanaan pada penelitian Tugas Akhir ini menggunakan NB-IoT, LoRaWAN, dan Sigfox dengan scope pembahasan berupa jumlah kebutuhan gateway atau acces point yang dibutuhkan masing – masing teknologi, hasil simulasi berdasarkan signal level, throughput, dan Signal to Noise Ration (SNR). Hasil simulasi tersebut kemudian membandingkan jumlah kebutuhan gateway dan pada akhirnya memberikan rekomendasi teknologi yang tepat untuk layanan AMI di dense urban, tepatnya di Kota Jakarta.
Dari hasil perhitungan serta simulasi yang dilakukan, didapatkan bahwa NB-IoT membutuhkan setidaknya 53 gateways dengan rata – rata signal sebesar -48,15 dBm, rata – rata throughput sebesar 207,91 kbps dan rata – rata SNR sebesar 9,01 dB. LoRaWAN membutuhkan 20 gateways dengan rata – rata signal level sebesar -72,17 dBm, rata – rata throughput sebesar 21,88 kbp, dan rata – rata SNR sebesar 9,77 dB. Sigfox membutuhkan 78 gateways dengan rata – rata signal level sebesar -67,71 dBm, rata – rata throughput sebesar 0,03 kbps, dan rata – rata SNR sebesar 28,92 dB. Dari hasil perencanaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa LoRaWAN direkomendasikan sebagai teknologi konektivitas untuk layanan AMI di Kota Jakarta karena membutuhkan jumlah gateway paling sedikit.