Penanganan pemerintah terhadap penanggulangan penyebaran virus corona di Indonesia dinilai tidak menghasilkan keadaan pandemi yang berangsur lebih baik. Indonesia mengalami kenaikan kasus positif dan kematian karena COVID-19. Hal ini menjadi sorotan bagi Najwa Shihab untuk mengunggah video melalui kanal Youtube Najwa Shihab yang berjudul #MataNajwaMenantiTerawan yang menampilkan Najwa Shihab sebagai pemandu acara melakukan monolog mewawancarai kursi kosong disebelahnya yang seharusnya diisi oleh Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto. Dikarenakan tim Mata Najwa telah beberapa kali mengundang Menteri Kesehatan Republik Indonesia untuk hadir ke Mata Najwa tetapi undangan tersebut belum dipenuhi oleh sang Menteri. Maka dalam tayangan Youtube #MataNajwaMenantiTerawan tersebut Najwa mempertanyakan kemunculan bapak Menteri Terawan yang minim di hadapan publik untuk memberikan penjelasan selama pandemi berlangsung di Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan paradigma konstruktivisme yang menggunakan teknik analisis studi resepsi Stuart Hall untuk mengetahui posisi khalayak sebagai pembaca teks dari sebuah tayangan media. Data penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan mengambil lima mahasiswa aktif ilmu hukum atau ilmu politik dan memiliki latar belakang organisasi mahasiswa yang bergerak dibidang politik dari lima universitas berbeda di Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukan kelima informan ada dalam tiga posisi pembacaan khalayak teori resepsi Stuart Hall yaitu dominant position, negotiated position dan oppositional position. Pada penelitian ini, khalayak penonton tayangan Youtube #MataNajwaMenantiTerawan didominasi oleh dominant position dan negotiated position. Penelitian ini juga menunjukan pembacaan khalayak terhadap isi pesan tayangan Youtube #MataNajwaMenantiTerawan adalah berupa tayangan framing terhadap Menteri Terawan karena tidak adanya transparansi dalam upaya penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia kepada publik.