Setiap anak secara biologis dan genetis memiliki sifat yang berbeda, bahkan anak kembar sekalipun akan tetap berbeda. Oleh karena itu rentan mengalami sibling rivalry. Sibling rivalry merupakan adanya rasa permusuhan, persaingan, dan kecemburuan antar saudara dalam memperebutkan perhatian, waktu, dan kasih sayang orang tua maupun lingkungannya. Peran keluarga dalam sibling rivalry pada anak kembar umumnya disebabkan oleh pola asuh orang tua yang membeda-bedakan penghargaan. Tanpa adanya komunikasi antara orang tua dan anak yang baik, maka akan meningkatkan terjadinya sibling rivalry. Untuk itu dibutuhkannya peran komunikasi keluarga sebagai upaya dalam menghadapi perilaku dan persaingan yang terjadi melalui dua dimensi, yaitu orientasi percakapan dan orientasi konformitas untuk menciptakan keluarga yang damai. Penelitian ini berfokus pada peran komunikasi keluarga dalam menghadapi persaingan antar saudara kembar (sibling rivalry) di Yayasan Nakula Sadewa, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi yang dilakukan pada sepuluh informan, yaitu tiga orang tua, enam anak kembar, dan satu psikolog ahli. Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi keluarga berperan dalam membantu mengurangi persaingan antar anak kembar pada Yayasan Nakula Sadewa. Melalui dua dimensi komunikasi keluarga dengan memposisikan komunikasi sebagai refleksi dari percakapan dan konformitas sebagai tindakan penyeragaman, ketiga keluarga telah menerapkan percakapan dan konformitas yang tinggi.