Banyaknya jumlah pekerja laki-laki yang ada di Indonesia, membuat dominannya sistem patriarki yang dianut oleh masyarakat, sehingga seorang laki-laki dituntut untuk menjadi maskulin, memilki kekuatan dan harus mendominasi lingkungannya. mereka harus berjuang secara ekonomi dengan berbagi tekanan psikologi. Stigma maskulinitas yang didukung budaya patriarki ini adalah salah satu penyebab utama laki-laki tidak berani menunjukkan perasaan emosionalnya dan memilih untuk memendamnya sendiri yang mana dapat memberikan pengaruh buruk terhadap diri dan menyiksa batin seorang laki-laki, Adapun perilaku kesalahpahaman tentang arti sifat maskulinitas seorang laki-laki yaitu disebut toxic masculinity. Perilaku beracun ini tidak hanya mengarah ke fisik, namun juga selera, penampilan, pekerjaan, dan hal lain yang dianggap berkaitan dengan sisi maskulinitas. Dalam penelitian ini penulis akan memanfaatkan media informasi berupa buku aktivitas guna menjawab solusi dari permasalahan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif seperti observasi, wawancara, kuesioner dan beberapa data pendukung lainnya. Tujuan perancangan ini adalah memberikan informasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait fenomena toxic masculinity terhadap laki-laki dan diharapkan dapat mengurangi tingkat toxic masculinity yang masih sering terjadi dilingkungan sekitar kita.