Akuaponik merupakan salah satu budidaya pada bidang pertanian dengan menggabungkan budidaya ikan
dan budidaya tanaman sayuran. Namun pada akuaponik sistem konvensional, pengetesan suhu kolam,
suhu udara dan kelembapan masih belum efektif sehingga dapat menyebabkan tipburn dan bolting pada
tanaman selada. Adanya teknologi seperti internet of things (IoT) dapat membuat sistem konvensional
menjadi sistem automasi. Sebelum teknologi tersebut diterapkan diperlukan adanya analisis terhadap
kinerja dari teknologi tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis kinerja sistem IoT pada
akuaponik terhadap pertumbuhan tanaman selada dengan cara membandingkan beberapa parameter
menggunakan dua instalasi akuaponik yaitu menggunakan IoT dan konvensional. Parameter yang diteliti
yaitu tinggi, lebar daun, kenaikan berat dan lebar tanaman selada. Hasil pengujian menunjukkan selada
pada sistem akuaponik konvensional mengalami gejala etiolasi lebih tinggi daripada tanaman selada
akuaponik menggunakan IoT. Tinggi tanaman selada akuaponik konvensional lebih tinggi dari tanaman
selada akuaponik menggunakan IoT dengan selisih tinggi 0,8 – 2,8 cm. Lebar tanaman selada akuaponik
konvensional lebih lebar dari tanaman selada akuaponik menggunakan IoT dengan selisih lebar 3,5 cm.
Lebar daun tanaman selada akuaponik konvensional lebih kecil dari selada akuaponik menggunakan IoT
dengan selisih 0,6 cm. Kenaikan berat tanaman selada akuaponik menggunakan IoT sebesar satu gram
sedangkan tanaman selada akuaponik konvensional tidak mengalami kenaikan berat.