Penelitian ini berangkat dari keresahan peneliti atas fenomena tentang stigma perempuan di masyarakat yang kerap kali dianggap lemah, emosional, hanya memiliki peran dalam ranah domestik, dan bahkan perempuan dianggap tidak lebih sebagai alat seksualitas dalam sebuah hubungan. Oleh sebab itu, Perempuan dianggap sebagai manusia the second class (kelas kedua) setelah laki-laki, sehingga perempuan tidak memiliki hak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Namun pada nyatanya, perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki yakni sama-sama memiliki hak kebebasan mendefinisikan dirinya sendiri. Sehingga bisa hidup sesuai dengan kepercayaan dirinya sebagai seorang perempuan. Seiring perkembangan teknologi, film menjadi sebuah media untuk menampilkan realitas sosial yang ada. Termasuk juga fenomena tentang stigma prempuan di masyarakat. Fenomena tersebut dicoba diangkat oleh Greta Gerwig melalui karya film Little Women. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik analisis wacana Sara Mills. Dimana beberapa adegan (scene) digunakan sebagai unit analisis serta pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini dapat memenuhi tujuan penelitian. Hasil penelitian yakni menunjukan adanya karakter Jo sebagai posisi subjek serta karakter Beth dan Mr. Dashwood sebagai objek. Kemudian untuk posisi pembaca/penonton ditempatkan untuk bisa lebih peka dengan fenomena stigma perempuan yang ada di masyarakat serta memperjuangkan kesetaraan gender.
Kata Kunci: Analisis Wacana Sara Mills, Feminisme Posmodern, Film Little Women karya Greta Gerwig