Di era Pandemi COVID-19, pencarian informasi kesehatan fisik dan mental oleh masyarakat Indonesia semakin meningkat dan meningkat pula minat publik terhadap layanan kesehatan jarak jauh atau telemedicine. Salah satu telemedicine yang banyak digunakan masyarakat saat ini adalah Halodoc. Berdasarkan survei dan pengujian aplikasi Halodoc yang telah dilakukan menyatakan bahwa lansia sudah mengetahui adanya aplikasi Halodoc, namun hanya sedikit dari mereka yang sudah menggunakan aplikasi tersebut dengan alasan kurang memperoleh informasi terkait aplikasi dan masih merasa sulit dalam penggunaan aplikasi Halodoc. Dari permasalahan tersebut, dilakukan redesain pada aplikasi mobile Halodoc untuk meningkatkan aksesibilitas dengan menggunakan metode inclusive design. Penggunaan metode inclusive design berfokus pada peningkatan aksesibilitas sehingga dapat membantu proses pembuatan prototipe aplikasi yang didasari oleh pedoman WCAG 2.1 dan Mobile Accessibility serta sesuai dengan kebutuhan pengguna lansia. Dilakukan Comparative Evaluation pada evaluasi pertama dan kedua, hasil yang diperoleh adalah peningkatan completion rate sebesar 100%, penurunan rata-rata Time on task, dan penurunan jumlah Number of Errors hal ini mengartikan bahwa implementasi rancangan desain aplikasi mobile untuk meningkatkan aksesibilitas pada pengguna lanjut usia tercapai atau berhasil.
Kata kunci : Aksesibilitas, lansia, Halodoc, WCAG 2.1 , Inclusive design, Mobile Accessibility