Teknologi informasi diartikan sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang informasi
yang berbasis komputer dan perkembanganya sangat pesat. Dampak dari
perkembangan teknologi informasi yang terjadi memacu organisasi-organisasi
untuk tetap exist serta dapat meningkatkan prestasi yang dijalankannya. Peran
teknologi informasi menitik beratkan pada pengaturan sistem informasi, selain itu
teknologi informasi dapat memenuhi kebutuhan organisasi dengan sangat cepat,
tepat waktu, relevan, dan akurat. Banyak perusahaan sudah menerapkan teknologi
informasi untuk mendukung proses bisnis salah satunya PT.Kimia Farma Plant
Banjaran. Perusahaan Kimia Farma merupakan perusahaan dalam bidang industri
farmasi pertama di Indonesia. Perusahaan Kimia Farma sudah menerapkan
teknologi informasi dalam menjalankan kinerja perusahaan dengan menggunakan
SAP berbasis ERP untuk membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya. penelitian yang dilakukan mengenai manajemen risiko PT. Kimia
Farma Plant Banjaran dengan menggunakan framework COBIT 5 for Risk.
Kerangka kerja COBIT 5 for Risk merupakan panduan yang dapat digunakan untuk
mengelola manajemen risiko Teknologi Informasi. Berdasarkan hasil penelitian
pada bab IV, terdapat 9 risiko yang terjadi pada divisi pengendalian mutu bagian
inspektur proses, dari 9 risiko tersebut ada yang memiliki tingkat risiko dari yang
sangat rendah hingga tinggi. Setelah itu dilakukan analisis berdasarkan kriteria
dampak dan probabilitas. Berdasarkan hasil analisis kesenjangan yang ada pada bab
IV berdasarkan hasil kondisi eksisting seven enabler yang dibuat bahwa divisi
pengendalian mutu bagian inspektur proses sudah memiliki SOP yang cukup
mumpuni dan kelengkapan dokumen yang berkaitan dengan risiko. Rekomendasi
perancangan Manajemen Risiko TI dibuat berdasarkan pada seven enabler. Pada
aspek seven enabler menghasilkan rekomendasi perancangan IT governance
COBIT5 for risk pada divisi Pengendalian Mutu bagian Inspektur Proses.