Penelitian ini membahas mengenai pemanfaatan fitur media sosial Instagram dalam
membangun personal branding Peter Shearer.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana personal branding yang dilakukan oleh Peter Shearer selaku founder
dan CEO dari start-up Wahyoo Group dengan memanfaatkan media sosial Instagram. Peneliti
menganalisis personal branding Peter Shearer dari empat konsep membangun personal
branding menurut Peter Montoya (Siswiyanto,2019:9) antara lain: The law of specialization,
The law of leadership, The law of personality, dan The law of visibility. Penelitian ini
menggunakan metode pendekatan studi kasus yang menggunakan sebanyak mungkin sumber
data untuk meneliti suatu individu dengan tujuan untuk memahami serta menjelaskan suatu
fenomena sosial. Metode pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara
mendalam dengan informan kunci, informan ahli maupun informan pendukung. Selain itu
menggunakan observasi, dokumentasi, dan tinjauan literatur.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa personal branding yang dibangun
oleh Peter Shearer menekankan spesialisasi pada orisinalitas konten serta sebagai influencer
founder dan CEO untuk start-up di bidang kuliner. Peter Shearer menunjukkan sisi
kepemimpinannya dengan mengedepankan asas kekeluargaan dalam memimpin perusahaan.
Peter Shearer juga menunjukkan kepribadian dirinya, dimana terdapat keselarasan antara
kepribadian di realita dan juga di media sosial. Terakhir, Peter juga menunjukkan
visibilitasnya dengan selalu tampil secara konstan di Instagram miliknya.
Berikut adalah kesimpulan dari penelitian ini. Pertama, Peter membangun personal
branding dari sisi spesialisasi dengan menjadi seorang influencer bidang founder dan CEO
yang menekankan kepada orisinalitas konten pada Instagram. Hal ini berkaitan dengan teori
Peter Montoya (Siswiyanto, 2019:9) bahwa ciri khas dari personal branding fokus kepada
sebuah spesialisasi. Kedua, Peter membangun personal branding dari sisi kepemimpinan
dengan menerapkan asas kekeluargaan sebagai gaya kepemimpinannya. Hal ini berkaitan
dengan teori Peter Montoya (Siswiyanto, 2019:9) bahwa dalam membangun personal
branding pada poin kepemimpinan ialah sosok yang bisa dijadikan patokan masyarakat.
Ketiga, Peter membangun personal branding dari sisi kepribadian dengan menampilkan
kepribadian yang sama antara realita dan dunia maya. Hal ini berkaitan dengan teori Peter
Montoya (Siswiyanto, 2019:9) bahwa membangun sebuah personal branding perlu didasari
dengan kepribadian yang apa adanya dan menyadari ketidaksempurnaan. Keempat, Peter
membangun personal branding dari sisi visibilitas dengan menekankan rutinitas dalam
memanfaatkan fitur-fitur media sosial Instagram. Hal ini berkaitan dengan teori Peter
Montoya (Siswiyanto, 2019:9) bahwa Personal branding yang hebat adalah yang dapat
dilihat secara terus-menerus sampai di tahap personal branding seseorang tersebut dikenal
oleh khalayak publik.