Kecamatan X merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten KLATEN. Kecamatan X merupakan salah satu kecamatan yang memiliki hasil panen padi terbanyak di Kabupaten KLATEN yaitu sebesar 24239-
ton panen padi, 9672-ton panen jagung dan kedelai, serta 320-ton panen tanaman sayuran lainnya pada tahun 2020. Kecamatan X memiliki satu kendala yang menyebabkan menurunnya produksi panen yaitu kurangnya jumlah alat mesin dan pertanian yang dimiliki. Pada pertengahan tahun 2019 Balai Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan X membuat suatu organisasi untuk mengoptimalkan penggunaan alsintan yaitu organisasi Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA). UPJA pada Kecamatan X terdiri dari 2 – 3 gabungan kelompok tani. Pada akhir
tahun 2018, BPP Mektan mengimbau kepada petani khususnya petani milenial di Jawa Tengah untuk dapat memajukan pertanian berbasis teknologi yaitu dengan membuat suatu aplikasi untuk memudahkan organisasi UPJA itu sendiri yaitu UPJA Smart Mobile. Organisasi UPJA di Kecamatan X telah menggunakan aplikasi UPJA Smart Mobile pada awal tahun 2020, namun hingga saat ini penggunaan aplikasi tersebut masih belum maksimal, hal inidikarenakan banyak petani yang belum mengetahui aplikasi UPJA Smart Mobile dan petani lebih memilih untuk memesan jasa alsintan atau jasa pertanian lainnya secara personal. Hal ini dapat menimbulkan banyak permasalahan diantaranya yaitu tracing pendapatan UPJA dan tracing penggunaan alsintan yang kurang terkontrol, akuntabilitas rendah, hingga menghindari adanya risiko penipuan.
Perancangan ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan UPJA Smart Mobile di Kabupaten KLATEN serta strategi yang dapat diberikan untuk meningkatkan penggunaan UPJA Smart Mobile di Kabupaten KLATEN. Perancangan ini menggunakan kerangka kerja Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT) dikarenakan kerangka kerja UTAUT 2 merupakan suatu pendekatan teknologi yang dapat menjelaskan 70% varian terhadap pendekatan teknologi, selain ini kerangka kerja UTAUT 2 merupakan pengembangan dari 8 model pendekatan teknologi lainnya seperti Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behaviour (TPB), Technology Acceptance Model (TAM), Motivational Model (MM), Combined TAM-TPB, Model of Personal Computer Utilization (MPCU), Social Cognitive Theory (SCT) dan Innovation Diffusion Theory (IDT). Perancangan ini menggunakan 7 variabel independen yaitu Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Conditions, Hedonic Motivation, Price Value, dan Habit, 2 variabel dependen yaitu Behavioural Intention dan Use Behaviour, serta 3 variabel moderator yaitu Age, Gender, dan Experience.
Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner melalui google form dan didapatkan 38 responden yang telah menggunakan UPJA Smart Mobile. Data diolah menggunakan metode statistik Partial Least
Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM) dengan menggunakan software SmartPLS 3.0. Seluruh data yang diolah telah memenuhi kriteria pengujian PLS-SEM seperti pengujian measurement model dan pengujian
structural model sehingga data dapat dikatakan valid. Hasil pengolahan data menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi frekuensi penggunaan (Use Behaviour) aplikasi UPJA Smart Mobile yaitu Social
Influence, Price Value, dan Experience, ketiga variabel tersebut berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap frekuensi penggunaan UPJA Smart Mobile di kalangan petani di Kabupaten KLATEN. Strategi yang diberikan kepada Balai Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan X yaitu sesuai dengan faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan aplikasi UPJA Smart Mobile secara positif dan signifikan. Perancangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah Kabupaten KLATEN
dalam mengadopsi teknologi pertanian dan Perancangan ini dapat menjadi referensi bagi Perancangan selanjutnya mengenai kesiapan masyarakat dalam mengimplementasikan suatu teknologi khususnya teknologi pertanian.