Jatiwangi dikenal dengan kebudayaan mengolah tanah menjadi genteng ini dimulai di desa Burujul Wetan sejak tahun 1905 untuk kebutuhan pembangunan wilayahnya, yaitu pembangunan mushola dan tempat tinggal. Hingga akhirnya Jatiwangi dikenal sebagai produsen genteng dan bata. Seiring dengan perkembangan jaman, majalengka akan berubah menjadi kota metropolitan dimulai dari adanya jalan tol, Bandara Internasional Jawa Barat, Aerocity, hingga di proyeksikan menjadi Kawasan Segitiga Rebana. Karya tugas akhir yang berjudul “Kotaku Kota Terakota” menceritakan bagaimana perkembangan budaya tanah Jatiwangi dan pelestariannya selain mengolah tanah menjadi genteng, hingga bagaimana warga terlibat dalam gagasan Kota Terakota. Pembuatan karya tugas akhir film dokumenter ini berlandaskan teori film, film dokumenter, sinematografi, editing, tata suara, tata cahaya, budaya, kebudyaan tanah Jatiwangi. Dalam proses pengumpulan data, penulis melakukan riset dengan metode wawancara, observasi, dan studi Pustaka. Hasil dari karya tugas akhir ini adalah film dokumenter bergenre portrait/biografi dengan menggunakan gaya dokumenter expository dan observational.
Kata Kunci: film dokumenter, budaya, tanah liat Jatiwangi, Kota Terakota.