Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang terkadang mengangkat tema seputar realitas yang terjadi di masyarakat. Salah satu tema yang diangkat yaitu tentang kebebasan berbicara (freedom of speech). Fenomena kebebasan berbicara sedang ramai terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun ke belakang ini. Kebebasan berbicara merupakan topik yang sangat menarik sehingga mulai banyak karya seni yang mengangkat topik tersebut. Salah satunya adalah film yang berjudul “Penyalin Cahaya” yang disutradarai oleh Wregas Bhatuneja. Peneliti tertarik untuk menjadikan subjek penelitian karena memiliki pesan tersirat tentang kebebasan berbicara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebebasan berbicara yang ada dalam film “Penyalin Cahaya”. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan menggunakan analisis semiotika John Fiske yang terbagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu level realitas, representasi, dan ideologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam film “Penyalin Cahaya” terdapat eksistensi kebebasan berbicara yang tergambarkan melalui level realitas kode gesture, ekspresi, dan speech. Pada level representasi kebebasan berbicara ditunjukkan melalui kode kamera, karakter, dan musik. Pada level ideologi dalam film “Penyalin Cahaya” menunjukkan ideologi feminisme, yaitu bagaimana seorang tokoh perempuan memiliki keberanian dan kebebasan untuk berbicara serta berjuang untuk mendapatkan haknya.