PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan anak usaha dari Aviasi Pariwisata, dalam mengembangkan bisnisnya, PT Angkasa Pura II membentuk Adjacent Business Division. Adjacent Business Division memiliki sebuah website untuk memasarkan produknya. Salah satu produk yang dipasarkan ialah media digital wayfinding. Media digital wayfinding merupakan sarana prasarana di bandara yang digunakan untuk menyampaikan informasi terkait lokasi – lokasi yang ada di setiap terminal bandara dan memiliki spot iklan yang dapat dipakai untuk pengiklanan komersil maupun non – komersil. Dalam mempromosikan produk media digital Wayfinding, masih menggunakan media teks dan gambar sehingga belum adanya teknologi pada halaman website Adjacent Business Division yang memberikan gambaran terkait bentuk dan informasi lokasi keberadaan wayfinding secara tampak nyata dan interaktif. Maka perlu adanya pengembangan teknologi seperti teknologi Virtual Tour 3D berbasis WebGl yang dapat memberikan gambaran terkait bentuk dan lokasi media digital Wayfinding. Pembangunan Virtual Tour akan menerapkan metode MDLC (Multimedia Development Life Cycle) yang terdiri dari lima tahap yaitu, initialization, blueprint design, asset preparation, product development dan testing & validation. Virtual tour berhasil dibangun dengan baik berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan metode black box untuk menguji fungsionalitas, kuesioner dengan menerapkan metode pertanyaan SUS (System Usability Scale) untuk menguji tingkat kebergunaan dan UAT (User Acceptance Testing) untuk memastikan kebutuhan pengguna sudah terpenuhi atau belum. Hasil pengujian dengan metode black box menyatakan fungsionalitas berjalan dengan baik dan kebergunaan virtual tour mencapai skor 80 dari hasil perhitungan SUS (System Usability Scale) dan hasil pengujian UAT kebutuhan pengguna sudah terpenuhi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Virtual Tour 3D dapat digunakan sebagai media yang dapat memberikan gambaran terkait bentuk dan lokasi media digital Wayfinding.