Pembentukan dan penerapan PMO yang efektif dapat memberikan banyak manfaat bagi organisasi. Dalam perkembangannya, PMO dapat menjadi suatu inovasi karena organisasi dapat mengatur dan mengelolanya sesuai dengan tujuan pencapaian. PMO Inisiasi Bisnis menjadi bagian kinerja Divisi Pengembangan Bisnis (Bangnis) PT YZ. Salah satu tugas departemennya yaitu Inisiasi Bisnis Perusahaan (IBP) adalah mengelola bisnis baru dengan merealisasikan kontrak produk menjadi hasil penjualan sehingga diperlukan suatu entitas organisasi yang dapat melakukan fungsi monitoring & controlling sebelum sampai ke area manufaktur.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang PMO pada departemen terkait sehingga PMO dapat mengerahkan potensinya yang berdampak pada keberhasilan proyek dan kinerja organisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah expert judgement, AHP (Analytical Hierarchy Process), statistik deskriptif dan BPMN (Business Process Modelling Notation).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 11 tahap pembentukan dan penerapan PMO Inisiasi Bisnis yang telah dilakukan. Identifikasi fungsi PMO (variabel X), keberhasilan proyek (variabel Y1) dan kinerja organisasi (variabel Y2) menghasilkan 3 fungsi PMO, 9 indikator fungsi PMO, 2 kriteria sukses keberhasilan proyek dan 2 kriteria kinerja organisasi. Identifikasi fungsi PMO melalui indikator fungsi PMO-nya mempengaruhi proses bisnis PMO Inisiasi Bisnis. Oleh karena itu, memodelkan dan mendokumentasikan proses bisnis dapat mengidentifikasi hambatan yang terjadi dan meningkatkan penyelarasan kerja lintas fungsi sepanjang aktivitas proyek. Penelitian ini juga menghasilkan rancangan 1 proses bisnis divisi, 5 proses bisnis departemen dan 3 proses bisnis PMO. Implikasi manajerial menghasilkan 1 rancangan SOP departemen dan 3 rancangan SOP PMO.