Budaya populer Jepang di Indonesia memiliki banyak penggemar yang perkembangannya semakin ramai, seperti adanya komunitas di kalangan mahasiswa kota Bandung. Penggemar budaya populer Jepang sering disebut dengan istilah Wibu yang memiliki stigma di dalamnya dan sering kali diartikan pada hal negatif. Mahasiswa kota Bandung memiliki stigma terhadap Wibu. Perancangan ini mengangkat tentang stigma terhadap Wibu sebagai tema dalam film fiksi. Stigma terhadap Wibu memiliki dampak yang kurang baik, sehingga perancangan ini bertujuan untuk memuat film fiksi sebagai media komunikasi yang dapat dijadikan pembelajaran dan juga pemahaman. Data perancangan ini didapat melalui observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner untuk mengetahui khalayak sasar. Dengan adanya perancangan ini diharapkan dapat mengurangi adanya diskriminasi dan perundungan terhadap Wibu. Dalam perancangan ini penulis berperan sebagai sutradara yang bertanggung jawab dalam kelancara tahap pra roduksi, produksi, dan pascaproduksi pada film fiksi yang dibuat.